Senin 10 Jan 2022 12:12 WIB

Laos, Negara Miskin yang Punya Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara

Banyak yang bertanya bagaimana Laos membayar utang ke China demi proyek kereta cepat

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Kereta cepat (ilustrasi). Banyak yang bertanya bagaimana Laos membayar utang ke China demi proyek kereta cepat.
Foto:

Konektivitas Mutlak

Sekalipun mitra-mitranya di Asia Tenggara berulang kali diguncang kudeta dan perubahan kepemimpinan politik akibat pemilu, China tak surut memajukan program jalur kereta cepat ini. Salah satu faktornya adalah terus tegangnya jalur pelayaran Laut China Selatan yang memaksa China memikirkan opsi darat.

"Sulit sekali memajukan proyek-proyek Sabuk dan Jalan melalui jalur laut mengingat adanya ketegangan maritim itu," kata seorang analis China yang enggan menyebutkan namanya seperti dikutip South China Morning Post.

Menurutnya jalur darat juga dapat menghindari kemungkinan blokade laut. Dalam konteks ini pula China berusaha keras memajukan jalur kereta cepat China-Eropa sampai terhubung Shanghai di Pasifik. Padahal kota ini biasanya menjadi pintu utama China untuk distribusi via laut.

Tiga bulan sebelum jalur kereta cepat Kunming-Vientiane rampung, jalur rel terakhir yang menghubungkan Chengdu ke Lincang di perbatasan China-Myanmar sudah tersambung. Itu akan menjadi langkah penting karena akhirnya jalur kereta China terhubung sampai Yangon di Myanmar yang tidak masuk jalur kereta cepat tapi tetap dianggap sangat penting oleh China.

China menempuh segala cara untuk terus terhubung dengan sumber-sumber energi di dunia, walaupun memasuki wilayah-wilayah yang tidak stabil. Mereka berusaha menembus Myanmar yang memiliki perbatasan laut menghadap Teluk Benggala guna memangkas rute perdagangan lewat Selat Malaka dan Laut China Selatan. Mereka berusaha menghindari risiko bertumpuk di jalur laut.

Tak hanya Asia Tenggara, China juga memiliki jalur darat sampai Eropa dan juga Timur Tengah yang menembus Asia Tengah, bahkan selatan di Pakistan. Baik kawasan yang dilewati maupun yang menjadi tujuan akhir jalur itu adalah juga pasar China dan sebagian di antaranya sekaligus sumber energi China, khususnya Timur Tengah dan Asia Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement