REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin menduga terdapat campur tangan asing dalam pecahnya kerusuhan di Kazakhstan. Setidaknya 164 orang sudah dilaporkan tewas selama gelombang demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair tersebut dimulai pada 2 Januari lalu.
“Peristiwa di Kazakhstan bukanlah yang pertama dan jauh dari upaya terakhir untuk mencampuri urusan dalam negeri kita dari luar,” kata Putin saat berbicara dalam konferensi video negara anggota Collective Security Treaty Organisation (CSTO), sebuah aliansi keamanan yang dipimpin Rusia, Senin (10/01/2022), dikutip laman the Guardian.
Selain Rusia dan Kazakhstan, CSTO turut beranggotakan Belarusia, Kirgistan, Armenia, dan Tajikistan. CSTO mengerahkan sekitar 2.500 anggota pasukan ke Kazakhstan untuk membantu pemerintah negara tersebut menangani gelombang demonstrasi.
"Langkah-langkah yang diambil oleh CSTO memperjelas bahwa kami tidak akan membiarkan siapa pun mengacaukan situasi di rumah kami dan menerapkan apa yang disebut skenario revolusi warna," kata Putin.
Dalam pertemuan virtual CSTO, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menggambarkan aksi protes di negaranya sebagai upaya kudeta. Selain aktor internal, dia pun meyakini terdapat pihak-pihak eksternal yang terlibat. “Dengan kedok protes spontan, gelombang kerusuhan pecah. Menjadi jelas bahwa tujuan utamanya adalah untuk merusak tatanan konstitusional dan untuk merebut kekuasaan. Kami berbicara tentang upaya kudeta,” katanya.
Pada kesempatan itu, Tokayev turut menyampaikan terima kasih kepada Putin. "Saya ingin menyampaikan kata-kata terima kasih khusus kepada Presiden Federasi Rusia Vladimir Vladimirovich Putin atas pengertiannya dan penyelesaian cepat masalah pengiriman kontingen penjaga perdamaian CSTO ke Kazakhstan. Dengan Anda, Vladimir Vladimirovich yang terhormat, kami telah telah berhubungan terus-menerus sejak hari-hari pertama serangan teror di negara kami," ucapnya.
Baca: Swiss Larang Tentara Pakai Aplikasi Pesan Asal AS dari Whatsapp Hingga Telegram
Baca: Awalnya Berdalih Mengawasi, Kini AS Malah Bangun Kilang Minyak di Suriah
Tokayev juga menyampaikan terima kasih kepada Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Sebab Armenia, sebagai ketua CSTO saat ini, memberi persetujuan cepat atas dokumen-dokumen yang diperlukan.
Baca: Bayang-Bayang Kuasa Mantan Presiden di Balik Kekacauan Kazakhstan