REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Tujuh tahun terakhir merupakan rekor terpanas secara global dengan margin yang jelas, menurut data tahunan yang dirilis oleh Layanan Perubahan Iklim (C3S) Uni Eropa (UE) pada Senin (10/1/2022).
Tahun lalu menempati peringkat sebagai rekor terpanas kelima dengan suhu rata-rata tahunan 0,3°C di atas suhu referensi periode 1991-2020. Namun, statistik selama tujuh tahun terakhir menunjukkan bahwa 2021 berada di peringkat antara tahun-tahun yang lebih dingin bersama 2015 dan 2018 dengan suhu rata-rata tahunan 1,1 - 1,2°C di atas tingkat pra-industri 1850-1900.
Secara global, lima bulan pertama tahun 2021 mengalami suhu yang relatif rendah dibandingkan dengan tahun-tahun yang sangat hangat belakangan ini. Pada Juni hingga Oktober, data menunjukkan suhu bulanan secara konsisten setidaknya di antara rekor terpanas keempat. Suhu selama 30 tahun terakhir, antara 1991 dan 2020, mendekati 0,9°C di atas tingkat pra-industri.
Dibandingkan dengan periode referensi 30 tahun terakhir ini, Copernicus menemukan wilayah dengan suhu paling di atas rata-rata termasuk pantai barat AS dan Kanada, timur laut Kanada dan Greenland, serta sebagian besar tengah dan utara Afrika dan Timur Tengah.
Suhu paling di bawah rata-rata ditemukan di Siberia barat dan timur, Alaska, Pasifik tengah dan timur serta di sebagian besar Australia dan di beberapa bagian Antartika.
Musim panas terpanas di Eropa
Eropa mengalami musim panas terpanas tahun lalu. Secara keseluruhan, Eropa hanya 0,1 °C di atas rata-rata pada 1991-2020, peringkat di luar sepuluh tahun terpanas.
Eropa menyaksikan beberapa peristiwa ekstrem berdampak tinggi musim panas lalu, kata Copernicus, mulai dari curah hujan yang sangat deras di Eropa barat dan tengah pada Juli hingga gelombang panas juga pada Juli dan sebagian pada Agustus, dengan suhu tinggi yang mempengaruhi Yunani, Spanyol, dan Italia.
- Konsentrasi karbon dioksida dan metana terus meningkat
C3S juga melaporkan bahwa analisis awal pengukuran satelit mengkonfirmasi peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada 2021.
Tingkat karbon dioksida (CO2) mencapai rekor rata-rata kolom global tahunan sekitar 414 bagian per juta (ppm), dan metana (CH4) rekor tahunan sekitar 1.876 bagian per miliar (ppb), menurut data C3S.
Emisi karbon dari kebakaran hutan di seluruh dunia secara keseluruhan berjumlah 1.850 megaton, terutama dipicu oleh kebakaran di Siberia. Ini sedikit lebih tinggi dari tahun lalu yang mencapai 1.750 megaton emisi karbon, meski tren menurun sejak tahun 2003, ungkap Copernicus.