REPUBLIKA.CO.ID, LUSAKA -- Satu dari tiga hingga empat orang di Zambia telah terinfeksi Covid-19. Demikian disampaikan pemerintah Zambia pada Senin (10/1/2022).
"Negara di selatan Afrika berpenduduk 18 juta jiwa itu kini mencatat tingkat kasus positif sebesar 28 persen dan tidak dapat melanjutkan tes Covid-19 massal akibat keterbatasan alat," kata Menteri Kesehatan Sylvia Masebo saat konferensi pers di ibu kota Lusaka.
Menurut Masebo, hanya orang-orang bergejala parah saja yang diprioritaskan untuk melakukan tes Covid-19, bersama petugas medis dan pekerja tertentu, seperti di lapas, asrama dan kamp pelatihan."Sebagai sebuah negara, kami tengah menghadapi fase penuh tantangan dengan keterbatasan alat tes diagnostik Covid-19 lantaran krisis pasokan akibat pandemi ketika permintaan alat tes dan pasokan lainnya melonjak di pasar global dan lokal," kata Masebo.
Zambia sedang bergelut dengan gelombang keempat pandemi Covid-19 dan sejauh ini telah melaporkan hampir 284.400 kasus, termasuk 3.800 lebih korban meninggal.
Sementara itu, negara-negara Uni Eropa (UE) pada Senin (10/1/2022) sepakat untuk mengakhiri pembatasan perjalanan ke dan dari kawasan selatan Afrika.
"Anggota Uni Eropa setuju untuk mencabut penangguhan darurat agar memungkinkan perjalanan udara dilanjutkan dengan negara-negara Afrika selatan," ungkap pemerintah Prancis di Twitter.
Wisatawan masih harus menghormati protokol kesehatan tertentu untuk memasuki blok tersebut, tambah postingan itu. Negara-negara Uni Eropa pada November tahun lalu memutuskan untuk melarang penerbangan dari Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, dan Zimbabwe untuk membendung penyebaran varian omicron yang pertama kali ditemukan di Botswana dan Afrika Selatan.
Pada Desember, Komisi Eropa mendorong otoritas Uni Eropa untuk mencabut larangan bepergian dan meminta para pelancong untuk melakukan tes PCR sebelum mereka berangkat dari wilayah selatan Afrika.
Uni Eropa saat ini mengizinkan perjalanan yang tidak penting ke dalam blok untuk penduduk negara-negara yang ditampilkan dalam daftar perjalanannya yang terus diperbarui yang memberikan akses berdasarkan kebangsaan, tanpa mempertimbangkan status vaksinasi.