Kamis 13 Jan 2022 06:05 WIB

Covid-19 tak Mungkin Hilang, AS Bersiap Transisi Hidup Bersama Virus

AS akan menganggap Covid-19 sebagai penyakit yang dapat dikendalikan

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka AS
Foto: AP/Carolyn Kaster
Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pakar penyakit AS Anthony Fauci mengatakan negaranya mendekati ambang transisi untuk hidup dengan virus Covid-19 sebagai penyakit yang dapat dikendalikan meski mencatat 1,35 juta kasus baru Covid-19 dalam 24 jam pada data Senin (10/1/2022) waktu setempat.

Berbicara kepada kepada Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), Fauci mengatakan, menghilangkan Covid-19 tidak realistis. Sedangkan omicron dengan tingkat efisiensi transmisibilitas yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya, pada akhirnya akan bertemu hampir dengan semua orang.

Baca Juga

"Tidak mungkin kita akan membasmi virus ini mengingat penularannya, kecenderungannya untuk bermutasi menjadi varian baru dan kumpulan besar orang yang tidak divaksinasi," ujar Fauci seperti dikutip laman Channel News Asia, Rabu (12/1/2022).

Menurutnya mereka yang memperbarui vaksin maka akan tetap terlindungi dengan baik terhadap penyakit yang parah, meski kemanjuran vaksin terhadap infeksi telah menurun.

Namun demikian ketika kasus omicron naik dan turun, Fauci memandang AS akan memasuki fase baru. Fase tersebut di antaranya akan ada perlindungan yang cukup di komunitas, obat yang cukup tersedia sehingga ketika seseorang terinfeksi dan berada dalam kelompok berisiko tinggi, akan sangat mudah untuk mengobati orang itu.

"Ketika kita sampai di sana, ada transisi, dan kita mungkin berada di ambang hidup dengan Covid-19 sekarang," katanya.

Fauci juga menekankan bahwa AS tidak berfokus pada poin di mana negara saat ini mencatat hampir satu juta infeksi per hari, hampir 150 ribu orang di rumah sakit dan lebih dari 1.200 kematian setiap hari, tetapi berfokus pada pengendalian kesehatan.

Data resmi menunjukkan saat ini tercatat 145.982 rawat inap Covid-19, meskipun persentase yang signifikan dianggap dirawat dengan penyakit daripada virus.

Baca: Temukan 2 Kasus Omicron, China Kurung 20 Juta Orang dengan Lockdown 3 Kota

Meski omicron menyebabkan kasus yang parah pada tingkat yang lebih rendah daripada Delta, varianii menjangkau lebih banyak orang karena daya menularnya yang ekstrem. Pada 27 Desember, kemanjuran vaksin yang disesuaikan dengan usia terhadap rawat inap adalah 92 persen, menurut data dari negara bagian New York.

Baca: Kucurkan Rp 4,4 Triliun, AS: Kami Tetap Jadi Donor Tunggal Terbesar di Afghanistan

Baca: Udara Beku Kutub Utara Sapu Wilayah Timur Laut AS, Suhunya Menusuk Kulit

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement