REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Para pemimpin Katolik dan Yahudi di Roma, Italia, mengecam aksi para ekstremis sayap kanan yang menyelimuti peti mati dengan bendera Nazi pada sebuah prosesi pemakaman. Perbuatan itu dinilai tak mencerminkan nilai keagamaan.
Keuskupan Agung Roma mengungkapkan, prosesi penyelimutan peti mati dengan bendera Nazi itu terjadi di depan gereja St. Lucia pada Senin (10/1/2022). Jenazah yang hendak dikebumikan adalah Alessia Augello, mantan anggota kelompok ekstremis sayap kanan, Forza Nuova.
Menurut Keuskupan Agung Roma, para imam di paroki St. Lucia sama sekali tak mengetahui apa yang berlangsung di luar gereja. "(Bendera Nazi) itu simbol mengerikan yang tidak dapat didamaikan disesuaikan dengan agama Kristen," kata Keuskupan Agung Roma dalam sebuah pernyataan pada Selasa (11/1/2022), dikutip laman CNN.
Komunitas Yahudi Roma juga mengecam aksi penutupan peti mati dengan bendera Nazi. "Tidak dapat diterima bahwa bendera dengan swastika masih dapat dikibarkan di depan umum di era sekarang ini, terutama di kota yang menyaksikan deportasi orang-orang Yahudi oleh Nazi serta kolaborator fasis mereka," kata mereka.
Hal yang menurut mereka lebih keterlaluan adalah acara penyelimutan peti mati menggunakan bendera Nazi itu berlangsung di depan gereja. Umat Yahudi memang memiliki sejarah kelam dengan Nazi Jerman.
Pada masa Perang Dunia II, di bawah perintah Adolf Hitler, kaum Yahudi Eropa menjadi sasaran persekusi dan pembantaian massal. Nazi disebut membunuh setidaknya 3 juta Yahudi. Fenomena itu dikenal sebagai Holocaust.