REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell pada Rabu (12/1/2022) menyerukan anggota blok tersebut untuk mengambil tindakan yang jelas dalam menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia.
"Kita harus mencapai Uni Eropa yang bersatu dan kita harus memperkuat peran kita, mendukung persatuan Eropa dengan jalur tindakan nyata," kata Borrell kepada para menteri luar negeri Uni Eropa.
Para menlu anggota UE akan melakukan pertemuan informal dua hari pada Kamis di Brest, Prancis, yang digelar oleh pemerintah Prancis saat mengambil alih jabatan kepemimpinan Dewan Uni Eropa. Menurut Borrell, keamanan Eropa dalam bahaya karena Moskow ingin "membentuk kembali gletser geopolitik Soviet di Eropa dan mencoba untuk memisahkan antara Amerika Serikat (AS) dan Eropa."
Dia menjelaskan bahwa dua rancangan perjanjian yang diajukan oleh Rusia kepada AS dan NATO bulan lalu bertentangan dengan prinsip-prinsip arsitektur keamanan Eropa. Mereka disertai dengan mobilisasi militer besar-besaran di dalam dan sekitar Ukraina, serta "ancaman terbuka" bahwa Rusia akan mengambil tindakan militer jika tuntutannya tidak dipenuhi.
Baca: Bekerja Tanpa APD di Awal Pandemi, Dokter Spanyol Menangkan Gugatan Lawan Pemerintah
Baca: Thailand Pungut Tarif Tambahan Bagi Turis Asing untuk Biaya Pengobatan
Sekutu Barat dan Rusia akan mengadakan serangkaian acara diplomatik penting minggu ini. Delegasi AS dan Rusia membahas masalah bilateral pada Senin selama delapan jam pembicaraan mereka di Jenewa, tetapi mereka tidak membuat kemajuan dalam masalah Ukraina. Dewan NATO-Rusia pada Rabu memulai negosiasi tentang keamanan Eropa, termasuk perkembangan di Ukraina.
Baca: Israel Klaim Bongkar Jaringan Mata-Mata Iran