Kamis 13 Jan 2022 14:07 WIB

'Menyerang Ukraina atau tidak, Rusia Harus Dihukum'

Senator AS dan Presiden Ukraina mendorong AS jatuhkan sanksi terhadap Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Proyek pipa gas Rusia-Jerman, Nord Stream. Senator AS dan Presiden Ukraina mendorong AS jatuhkan sanksi terhadap Rusia. Ilustrasi.
Foto:

Legislasi yang didukung Menendez memberikan Demokrat alternatif untuk menerapkan sanksi atas pipa gas Nord Stream 2 yang senilai 11 miliar dolar AS. Pembangunan pipa itu sudah selesai dan kini tinggal menunggu persetujuan dari Jerman.

Banyak anggota Partai Demokrat yang mendukung legislasi untuk menerapkan sanksi atas pipa gas tersebut karena melewati Ukraina. Nord Stream 2 akan menghilangkan bea transit dan berpotensi menekan perjuangan melawan Rusia.

Sementara undang-undang Cruz memberikan sanksi dalam 15 hari terlepas apakah Rusia menginvasi kembali Ukraina atau tidak. Selain itu juga akan mengizinkan Kongres menggelar pemungutan suara untuk menerapkan sanksi apabila presiden mengabaikannya. Cruz mengatakan untuk menghentikan proyek Nord Stream 2 maka AS harus menerapkan sanksi.

Dorongan untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia juga disuarakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Dia yakin AS harus segera memberi sanksi Rusia atas pipa gas Nord Stream 2 yang menyalurkan gas ke Jerman.Sanksi harus dijatuhkan baik jika Rusia menyerang Ukraina atau tidak sebab operasi itu memberi ancaman pada materi keamanan dan ekonomi Eropa.

"Kiev sangat menentang kebijakan apa pun yang mengizinkan Rusia menggunakan ancaman invasi untuk mendapatkan yang mereka inginkan di daerah lain," kata orang dekat Zelenskiy yang tidak ingin disebutkan namanya, Kamis (13/1/2022).

Pejabat pemerintah Biden lainnya mengatakan Washington sedang mencari berbagai opsi kontingensi untuk membantu Ukraina jika Rusia menghentikan pasokan energinya. Nord Stream 2 didukung perusahaan gas milik pemerintah Rusia, Gazprom. Proyek ini akan menyediakan bahan bakar pada perekonomian terbesar Eropa, Jerman, dan negara-negara lain.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement