Kamis 13 Jan 2022 20:12 WIB

Kamboja Tunda Pertemuan Menlu ASEAN

ASEAN ditengarai sedang menghadapi perpecahan terkait dengan isu Myanmar.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Televisi Nasional Kamboja menunjukkan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menghadiri pertemuan virtual dengan para pemimpin dari China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), tidak termasuk Myanmar, selama KTT ASEAN-China di Istana Perdamaian di Phnom Penh, Kamboja, 22 November 2021.
Foto: EPA-EFE/AN KHOUN SAMAUN
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Televisi Nasional Kamboja menunjukkan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menghadiri pertemuan virtual dengan para pemimpin dari China dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), tidak termasuk Myanmar, selama KTT ASEAN-China di Istana Perdamaian di Phnom Penh, Kamboja, 22 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH --- Kamboja membatalkan pertemuan para menteri luar negeri (menlu) ASEAN yang dijadwalkan dilaksanakan pekan ini, Kamis (13/1/2022). Sebagai ketua ASEAN 2022, Kamboja akan menjadwal ulang pertemuan tersebut pada pekan depan.

Penundaan ini dikarenakan beberapa menteri telah menyatakan kesulitan untuk hadir. Pertemuan tersebut adalah yang pertama di bawah kepemimpinan Kamboja dengan negara-negara ASEAN di tengah perpecahan blok tersebut dalam menangani isu Myanmar.

Baca Juga

"Penundaan ini karena banyak menteri ASEAN mengalami kesulitan melakukan perjalanan untuk bergabung," kata juru bicara kementerian luar negeri Kamboja Koy Kuong tanpa menjelaskan lebih lanjut seperti dikutip laman Bangkok Post, Kamis.

ASEAN tampaknya mengalami perpecahan soal penanganan Myanmar. Di bawah kepemimpinan Brunei, ASEAN akhir tahun lalu mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengesampingkan Min Aung Hlaing dari KTT para pemimpin tahunannya karena kegagalannya untuk menghormati komitmen yang dia buat untuk mengakhiri kekerasan dan memulai proses dialog.

Pengecualian itu membuat marah junta, yang mengatakan kekuatan luar telah menekan ASEAN untuk melanggar kode konsensus dan non-intervensinya sendiri. Brunei, Singapura, Filipina, Malaysia dan Indonesia telah mendukung bahwa pihak non-politis yang dikenankan untuk menghadiri pertemuan ASEAN.

Namun Menlu Kamboja Prak Sokhon mengatakan, negaranya mengambil pendekatan yang berbeda. Meski dia tetap menyangkal bahwa kunjungan Hun Sen adalah dukungan dari militer Myanmar.

Ia mengkritik utusan khusus ASEAN untuk Myanmar sebelumnya, Erywan Yusof, yang dinilai tidak produktif dalam menuntut akses ke pemimpin sipil Myanmar yang dikudeta, Aung San Suu Kyi. Prak Sokhon diperkirakan akan ditunjuk sebagai utusan khusus ASEAN untuk situasi Myanmar pada pertemuan di Siem Reap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement