REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un sudah berperawakan berbeda. Saat muncul dalam pertemuan Partai Buruh Korea pada Desember tahun lalu, dia tampak lebih ramping. Itu pertama kalinya Kim tampak dengan bentuk tubuh demikian.
Ada beberapa cerita dan dugaan mengapa Kim kehilangan sekian besar berat badannya. Salah satu spekulasi yang diembuskan media massa adalah program diet yang dijalaninya. Kim dikenal menggemari makanan mewah dan berkalori tinggi. Bahkan ada laporan yang menyebut dia “kecanduan” keju Swiss sejak menempuh studi di negara tersebut.
Namun, Kim diduga mulai mematuhi nutrisi yang tepat. Sebab, obesitasnya bisa menjadi alasan dia menjalani operasi jantung pada tahun lalu. Para pengamat telah menghitung bahwa sejak berkuasa pada 2011, berat badan Kim antara enam hingga tujuh kilogram setiap tahunnya. Pada 2020, beratnya diperkirakan mencapai 140 kilogram.
Selain diet, ada pula dugaan bahwa Kim menjadi kurus karena tak bisa lagi menikmati berbagai makanan kesukaannya. Hal itu sehubungan dengan penutupan perbatasan karena pandemi Covid-19. “Kami tahu bahwa dia memiliki sumber yang baik, dia menikmati keju, dia peminum berat, dia memiliki akses ke semua makanan cepat saji. Tapi karena penutupan perbatasan ini, cara dia membawa semua makanan ini ke Korut akan dipotong. Jadi dia tidak memiliki variasi yang sama lagi,” kata Dr Sojin Lim, seorang pakar Korut, dilaporkan Sputnik, Ahad (16/1).
Baca: Ukraina Jadi Sasaran Peretas, NATO Gandeng untuk Pertahanan Siber
Kendati demikian, Sojin juga mempunyai dugaan lain. Menurut dia, Kim memang tak bisa mempertahankan perawakannya yang tambun di tengah krisis pangan yang dihadapi Korut. Dengan menurunkan berat badannya, Kim dapat menunjukkan kepada rakyatnya bahwa dia juga ikut “menderita”.
“Karena kultus kepribadian dan propagandanya, semua citranya dibuat alias tidak ada yang alami. Penampilan Kim Jong-un lebih tentang rakyat di dalam negeri, bukan tentang kekuatan di luar. Ini lebih tentang bagaimana dia bisa mengatur di dalam saat ini,” kata Sojin.
Baca: Korea Selatan Longgarkan Pembatasan Covid-19
Baca: Gunung Bawah Laut Tonga Meletus, Jepang Hingga Kanada Terbitkan Peringatan Tsunami