REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Sekurangnya 14 orang tewas dalam serangan di sebuah gedung di ibu kota Yaman, Sanaa, pada Selasa (18/1/2022) waktu setempat. Peristiwa ini terjadi selama serangan di seluruh kota yang diluncurkan oleh koalisi pimpinan Saudi yang memerangi kelompok Houthi di Yaman.
Pada Selasa pagi, koalisi mengatakan telah memulai serangan udara terhadap benteng dan kamp di Sanaa milik kelompok Houthi. Serangan itu tampaknya menjadi yang paling mematikan sejak 2019 di Sanaa.
Serangan yang menewaskan sekitar 14 orang itu terjadi di rumah seorang mantan pejabat militer. "Serangan ini membunuh mantan pejabat militer, istrinya, putranya yang berusia 25 tahun, anggota keluarga lainnya dan beberapa orang tak dikenal," kata sumber medis dan penduduk.
Wakil menteri luar negeri untuk pemeirntahan Houthi yang menguasasi sebagian besar Yaman Utara mengatakan, serangan koalisi di sekitar kota telah menewaskan total sekitar 20 orang. TV Al Masirah yang dikelola Houthi mengatakan serangan telah merusak rumah, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai belasan orang.
Serangan aliansi di Sanaa yang dikuasai Houthi ini berturut serangan yang diklaim oleh Houthi yang bersekutu dengan Iran pada hari sebelumnya, Senin (17/1). Serangan Senin dilakukan terhadap mitra koalisi Uni Emirat Arab (UEA) di Abu Dhabi.
Koalisi juga mengatakan telah mencegat delapan drone yang diluncurkan ke Saudi pada Senin. UEA telah mempersenjatai dan melatih pasukan Yaman yang baru-baru ini bergabung dalam pertempuran melawan Houthi di daerah penghasil energi Yaman, Shabwa dan Marib.
Serangan yang diklaim Houthi pada Senin di dua lokasi di UEA memicu ledakan di truk bahan bakar. Ledakan itu menewaskan tiga orang dan memicu kebakaran di dekat bandara Abu Dhabi. Sebagai tanggapan, UEA mengatakan berhak untuk menanggapi serangan teroris dan eskalasi kriminal.