REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Kepolisian Spanyol membongkar jaringan perdagangan manusia yang memaksa perempuan China menjadi prostitusi di Spanyol. Pada Selasa (18/1/2022) Komisioner Polisi Carlos Rio-Miranda Iglesias mengatakan jaringan itu mendekati perempuan-perempuan di China.
Kemudian mereka menjanjikan pekerjaan dengan gaji tinggi di Eropa. Setiap perempuan membayar kelompok penjahat itu sekitar 8 hingga 10 ribu euro atau sekitar Rp 130 juta hingga Rp 163 juta.
Namun, lanjut Iglesias, setelah diterbangkan ke Spanyol para perempuan itu diberitahu mereka berutang pada kelompok tersebut. Mereka lalu ditahan di sebuah apartemen kota dan dipaksa bekerja sebagai pekerja seks komersial selama 24 jam sehari.
Kelompok penjahat itu mengambil paspor perempuan-perempuan itu dan siapa pun yang melawan mereka akan dibius. Apartemen tersebut terletak di Ibukota Madrid dan kota-kota utara Spanyol yakni Zaragoza dan Bilbao.
Polisi bertindak atas petunjuk dan menangkap sekitar 63 orang termasuk 60 orang warga Cina, dua warga Spanyol dan satu orang warga Pakistan. Polisi mengatakan walau ketua jaringan perdagangan manusia itu seorang perempuan Cina di Spanyol tapi bos besarnya diyakini berada di China.