REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berusaha meredakan krisis antara Rusia atas Ukraina. Dia bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Jenewa pada Jumat (21/1/2022).
Blinken akan melakukan perjalanan di tengah kekhawatiran yang disuarakan Ukraina dan sekutu Baratnya atas puluhan ribu tentara Rusia yang dikumpulkan di dan dekat Ukraina. "AS tidak menginginkan konflik. Kami menginginkan perdamaian," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, Selasa (18/1/2022).
"Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin memiliki kekuasaannya untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi eskalasi krisis ini sehingga AS dan Rusia dapat mengejar hubungan yang tidak didasarkan pada permusuhan atau krisis," kata pejabat itu.
Rusia membantah merencanakan serangan militer baru tetapi telah mengajukan beberapa tuntutan. Moskow mengatakan akan mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan kecuali Barat menyetujuinya.
Blinken akan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba pada Rabu (19/1/2022). Kemudian di Berlin, dia akan bertemu Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan kelompok Transatlantic Qua yang mengacu pada format yang melibatkan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman.
Departemen Luar Negeri mengatakan, diskusi akan fokus sebagian pada kesiapan di antara sekutu untuk memaksakan konsekuensi besar dan biaya ekonomi yang parah di Rusia. Usai pertemuan itu, Blinken baru akan bertemu dengan Lavrov di Jenewa untuk mencari hubungan diplomatik dengan Moskow.
Sebelum pertemuan langsung ini, Blinken sudah berbicara dengan Lavrov pada Selasa melalui sambungan telepon. Dari pembicaraan itu disepakati mereka harus bertemu secara langsung.
Lavrov secara terpisah mengatakan, Moskow akan menyambut upaya diplomatik Washington. Dia mengulangi tuduhan Rusia bahwa Ukraina menyabotase perjanjian yang bertujuan untuk mengakhiri konflik antara pasukan pemerintah Ukraina dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
Terlepas dari keterlibatan diplomatik bulan ini, Washington belum melihat Moskow mengurangi ketegangan. Menurut pejabat senior AS, Moskow dinilai dapat melancarkan serangan ke Kiev kapan saja pada Januari atau Februari. "Kami sekarang berada pada tahap di mana Rusia kapan saja bisa melancarkan serangan ke Ukraina," kata pejabat itu.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya memperingatkan konsekuensi ekonomi yang parah bagi Moskow jika Rusia menginvasi Ukraina.
Ancaman serupa juga telah disampaikan beberapa negara Eropa, termasuk Jerman yang siap membuat Rusia membayar harga ekonomi tinggi untuk mempertahankan nilai-nilai fundamentalnya dalam konflik Rusia-Ukraina.