REPUBLIKA.CO.ID, OSAKA -- Indonesia mempromosikan produk halal di Perfektur Shiga, Jepang, Kamis (20/1). Acara ini bagian dari Workshop Halal yang dilaksanakan oleh Otsu Chamber of Commerce and Industry (Otsu CCI).
“Penting sekali produk bersertifikasi halal, khususnya produk makanan dan minuman, dalam menunjang halal tourism. Apalagi pada 2026, nilai perjalanan wisata Muslim global diperkirakan mencapai 300 miliar dolar AS,” ujar Konsul Jenderal RI Osaka Diana ES Sutikno di hadapan para pelaku bisnis yang tergabung dalam Lake Biwa Convention Street Revitalization Council, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat.
“Produk makanan dan minuman halal Indonesia dapat mengisi peluang ini,” katanya menambahkan.
Saat ini tren wisata halal semakin digemari seiring dengan makin banyaknya masyarakat Muslim yang berlibur ke luar negeri. Menurut Diana, Indonesia dapat mengambil peluang tersebut dengan meningkatkan ekspor produk halal, khususnya makanan dan minuman ke Jepang. Saat ini Jepang yang saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Expo 2025 Osaka/Kansai.
Diana menjelaskan tentang karakteristik wisatawan asal Indonesia yang sebagian besar adalah Muslim. Ia juga mempromosikan beberapa produk unggulan Indonesia dalam acara ini, yang tentunya halal. Produk itu antara lain mi instan, saus sambal, tempe, dan bumbu rendang instan.
Khusus untuk mempromosikan tempe, pengusaha tempe asli Indonesia yang tinggal di Shiga, Rustono, turut hadir. Ia membawa produk tempe yang sudah dimasak jadi hidangan tempe goreng dan tempe orek. Para peserta workshop yang hadir pun dapat mencicipi tempe asli secara langsung.
Workshop ini juga menghadirkan sejumlah narasumber antara lain Tohir Mabruri, chairman Japan Halal Service Co.,Ltd. yang memberikan paparan mengenai seluk beluk halal hospitality, meliputi makanan dan layanan halal yang sesuai dengan gaya hidup Muslim.
Sementara itu, dalam sambutannya, Vice Chairman Otsu CCI, Yoshihiko Sugino, menyampaikan, workshop ini sangat bermanfaat khususnya bagi para pelaku bisnis wisata di Shiga. Ia berharap melalui workshop ini, Prefektur Shiga dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik menyambut wisatawan Muslim ke depannya.
Otsu CCI sebagai pihak penyelenggara workshop dan para peserta menyambut hangat dan mengapresiasi paparan tentang peluang kerja sama Indonesia dan Jepang, khususnya Prefektur Shiga, dalam mengembangkan wisata halal.
“Saya yakin seminar ini dapat menjadi momentum bagi masa depan kerja sama kedua negara,” ujar Takao Taniguchi, associate adviser Otsu CCI, dalam pesan singkatnya mewakili pihak penyelenggara.
Promosi ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia pusat industri halal dunia pada 2024. Pada workshop tersebut telah diputar juga video singkat mengenai Indonesia dan promosi program Indonesia Spice Up the World, yang mendapat respons positif dari para peserta.
Konjen RI Diana juga diagendakan untuk melakukan pertemuan dengan Gubernur Prefektur Shiga Taizo Mikazuki. Keduanya akan membahas upaya peningkatan kerja sama Indonesia dan Prefektur Shiga. Di Prefektur Shiga terdapat banyak perusahaan Jepang yang telah berinvestasi di Indonesia, antara lain Panasonic, Yanmar, dan Daiki Corp.