REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi pada Selasa (25/1/2022). Itu akan menjadi kunjungan tingkat tinggi pertama sejak kedua negara terlibat pertikaian diplomatik yang dipicu kasus pencurian perhiasan hampir tiga dekade lalu.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi mengungkapkan, kunjungan Prayuth merupakan undangan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. “Kunjungan itu dilakukan di tengah konsultasi yang membawa pandangan lebih dekat tentang isu-isu yang menjadi kepentingan bersama,” kata Kemenlu Saudi, Ahad (23/1/2022).
Menurut Kemenlu Saudi, terdapat sejumlah masalah yang bakal dibahas Pangeran MBS saat bertemu Prayuth. Namun, Kemenlu Saudi tak mengungkap tentang detail topik yang akan didiskusikan.
Saudi telah menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Thailand. Hal itu terjadi setelah seorang petugas kebersihan asal Negeri Gajah Putih mencuri permata yang bernilai sekitar 20 juta dolar AS di istana seorang pangeran Saudi. Kasus yang terjadi pada 1989 itu kemudian dikenal sebagai “Blue Diamond Affair”.
Sejumlah besar permata, termasuk berlian biru, belum ditemukan hingga saat ini. Kasus itu pun tetap menjadi misteri yang belum terpecahkan di Thailand. Setahun setelah pencurian, tiga diplomat Saudi di Thailand tewas dalam tiga pembunuhan terpisah yang terjadi bersamaan dalam satu malam.
Baca: Penyu Bali Terganggu Klub di Pantai, Suara Bising Jadi Enggan Bertelur
Sebulan kemudian, seorang pengusaha Saudi, Mohammad al-Ruwaili, yang menyaksikan salah satu penembakan, menghilang. Pada 2014, pengadilan pidana Thailand menolak sebuah kasus terhadap lima pria, termasuk seorang perwira polisi senior, yang dituduh membunuh Ruwaili atas batu berharga.
Baca: Pantau Stok Minyak Goreng, Wali Kota Surabaya: Saya Bingung Ada yang Kehabisan
Baca: Daerah Diminta Perketat Prokes, Wapres: Kita tidak Ingin Covid-19 Seperti di Luar Negeri
Thailand sangat ingin menormalkan hubungannya dengan Saudi. Friksi dengan Riyadh telah membuat negara tersebut kehilangan pendapatan signifikan di bidang perdagangan. Selain itu, ribuan pkerja migran Thailand tak dapat mengunjungi Saudi.