REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Ribuan pengungsi Suriah yang tinggal di tenda-tenda di barat laut negara itu berjuang bertahan hidup di tengah hujan lebat dan hujan salju.
Banyak kamp pengungsi di Idlib dan sepanjang perbatasan antara Turki dan Suriah diselimuti salju, yang membuat ratusan keluarga di sana kesulitan memenuhi kebutuhan pokok mereka.
Kepala Lembaga Koordinator Tanggap Darurat Suriah Mohammed Hallaj mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa hujan lebat di pedesaan Idlib dan Aleppo memberikan dampak buruk bagi warga sipil di setidaknya 79 kamp tenda.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), hujan salju lebat melanda Suriah barat laut pada Selasa, merusak lokasi pengungsian, tenda, dan barang-barang milik warga.
Dalam sebuah pernyataan, OCHA menyebut kebutuhan yang paling mendesak di sana adalah memindahkan orang-orang yang terkena dampak ke tempat yang aman, menyediakan alat pemanas, mengganti tenda yang hancur, dan menyediakan makanan siap saji dan pakaian musim dingin untuk anak-anak dan keluarga.
Ali Said, yang mengungsi akibat serangan rezim Bashar Assad di desanya di pedesaan Hama tiga tahun lalu, mengatakan tendanya terendam karena hujan deras. Dia menambahkan bahwa banyak keluarga sangat membutuhkan pasokan bantuan termasuk tenda dan jas hujan.
Suriah dilanda perang saudara sejak awal 2011 ketika rezim Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi. Zona de-eskalasi Idlib dibentuk berdasarkan kesepakatan antara Turki dan Rusia. Daerah tersebut telah menjadi subyek dari beberapa perjanjian gencatan senjata, yang telah sering dilanggar oleh rezim Assad dan sekutunya.
Situasi bagi orang-orang di Idlib memburuk ketika rezim Assad, yang didukung oleh Rusia dan Iran, melancarkan serangan ke provinsi tersebut, menyebabkan perpindahan besar-besaran. Tinggal di tenda-tenda yang penuh sesak atau di tempat terbuka di daerah yang aman, banyak yang berjuang untuk memenuhi bahkan kebutuhan dasar mereka.
Baca: Pantau Stok Minyak Goreng, Wali Kota Surabaya: Saya Bingung Ada yang Kehabisan
Baca: Daerah Diminta Perketat Prokes, Wapres: Kita tidak Ingin Covid-19 Seperti di Luar Negeri
Baca: Penyu Bali Terganggu Klub di Pantai, Suara Bising Jadi Enggan Bertelur