Senin 24 Jan 2022 09:55 WIB

Apa Kabar Tonga Seusai Erupsi dan Tsunami?

Sejumlah bantuan dari beberapa negara telah tiba di Tonga.

Foto udara menunjukkan abu vulkanik menutupi atap rumah dan vegetasi di daerah Tonga, Senin (17/1/2022).

Seperti dilansir Xinhua, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao mengatakan Organisasi Palang Merah China (The Red Cross Society of China) memberikan bantuan darurat kemanusiaan ke Tonga dalam bentuk uang tunai sebesar 100.000 dolar AS (sekitar Rp 1,43 miliar).

Kapal angkatan laut tambahan dari Australia, Selandia Baru dan Inggris juga sedang dalam perjalanan menuju Tonga untuk mengirimkan bantuan. Dua penerbangan bantuan kemanusiaan dari Jepang dan Selandia Baru tiba pada Sabtu, setelah dua penerbangan dari Australia mendarat pada Jumat malam.

Australia dan Selandia Baru sedang mengoordinasikan upaya bantuan internasional dengan dukungan dari Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Fiji, dan Papua Nugini. Pemerintah Tonga mengatakan "sangat berterima kasih kepada masyarakat internasional" atas bantuann mereka, termasuk dana 8 juta dolar AS (sekitar Rp 114 miliar) dari Bank Dunia dan 10 juta dolar AS (sekitar Rp 143,4 miliar) dari Bank Pembangunan Asia.

Saat ini masyarakat di Tonga terlihat mengantre untuk menggunakan layanan pengiriman uang terbatas di ibu kota, setelah dilakukan perbaikan. Sementara aksi bersih-bersih pascaerupsi masih berlangsung. 

Pemerintah Tonga mengatakan air minum adalah prioritas, dan tim darurat nasional telah mendistribusikan 60.000 liter air kepada penduduk. Sebuah pabrik desalinasi di kapal AL Selandia Baru, yang mampu memproduksi 70.000 liter air bersih sehari, juga mulai mengambil air laut dari pelabuhan Tonga.

photo
Pesawat militer Australia menyiapkan bantuan untuk korban erupsi Tonga, Jumat (21/1/2022). - (LACW Kate Czerny/Australian Defense Force via)

Saluran telepon antara Tonga dan dunia juga kembali terhubung pada Rabu (19/1/2022) malam, tetapi pemulihan konektivitas internet mungkin membutuhkan waktu satu bulan atau lebih. 

Menurut kantor perdana menteri Tonga, masyarakat yang kehilangan rumah akibat sapuan tsunami akan dipindahkan ke Tongatapu. Sebuah rumah sakit darurat di lapangan juga telah didirikan di Pulau Nomuka setelah pusat kesehatan di lokasi itu tersapu tsunami.

Tonga mengkhawatirkan risiko penyebaran COVID-19 lewat pengiriman bantuan ke pulau yang bebas virus corona itu. Wakil kepala misi Tonga di Australia Curtis Tu'ihalangingie menuturkan bahwa bantuan apa pun yang dikirim ke Tonga akan melalui proses karantina, dan kemungkinan tak seorang pun personel asing yang diizinkan untuk keluar dari pesawat.

Ada kisah heroik di balik bencana Tonga. Lisala Folau, pria Tonga berusia 57 tahun, mengaku berenang sekitar 27 jam setelah tersapu ke lautan selama tsunami dahsyat. Dia disebut-sebut sebagai real life Aquaman alias Aquaman di kehidupan nyata. 

Cerita itu lantas menjadi viral di media-media sosial. Folau adalah warga Atata, pulau kecil terisolasi yang penduduknya berjumlah sekitar 60 orang. Dia tersapu ke perairan saat gelombang menghantam daratan sekitar pukul 19.00.

Dia bercerita dirinya sedang melukis di rumahnya ketika diberi tahu saudaranya bahwa ada tsunami. Dia kemudian memanjat pohon untuk menyelamatkan diri. Namun, saat hendak turun, gelombang kembali menyapu dirinya.

Folau mengaku dirinya terus mengambang dan kemudian perlahan-lahan berhasil berenang sejauh 7,5 km ke Tongatapu. Akhirnya dia berhasil mencapai pantai setelah 27 jam, sekitar pukul 22.00 pada Minggu (16/1) waktu setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement