REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Taiwan melaporkan ancaman serangan terbesar angkatan udara China di zona pertahanan udaranya, Ahad (23/1/2022) waktu setempat. Pengerahan udara sebanyak 39 pesawat China ini dikatakan yang terbesar sejak Oktober.
Setahun belakangan Taiwan protes tentang misi berulang oleh angkatan udara China di dekat pulau yang diperintah secara demokrastis itu. Seringkali pengerahan pesawat China tertuju di bagian barat daya zona identifikasi pertahan udara atau ADIZ yang dekat dengan Taiwan-Kepulauan Pratas yang dikuasai.
Taiwan menyebut aktivitas militer China yang berulang ini sebagai "zona abu-abu", yang dirancang untuk melemahkan kekuatan Taiwan dengan membuat mereka berulang kali berebut. Langkah ini pun untuk menguji tanggapan Taiwan.
"Misi China terbaru termasuk 34 pesawat tempur ditambah empat pesawat perang elektronik dan satu pengebom," kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Taiwan.
Menurut peta Kemenhan Taiwan, pesawat tersebut terbang di daerah timur laut Pratas. Menanggapi insiden ini, Taiwan mengirim pesawat tempur untuk mengingatkan pesawat China, dan sistem rudal dikerahkan untuk memantau mereka.
Hingga berita ini dimuat, belum ada komentar langsung dari China. Seperti diketahui, China selalu mengeklaim bahwa langkah-langkah pengerahan pesawatnya di udara dekat Taiwan merupakan latihan yang bertujuan melindungi kedaulatan negara.
Meski tidak jelas apa yang mendorong China untuk melakukan misi skala besar seperti itu, pasukan angkatan laut AS dan Jepang telah melakukan latihan bersama di Laut Filipina, wilayah yang luas yang mencakup perairan di sebelah timur Taiwan.
Pada Ahad, armada Pasifik AS mengatakan bahwa latihan itu termasuk dua kelompok kapal induk yang melakukan pelatihan untuk melestarikan dan melindungi Indo Pasifik yang bebas dan terbuka. China telah meningkatkan tekanan pada Taiwan untuk menerima klaim kedaulatannya. Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian tetapi akan membela diri jika diserang.
Taiwan melaporkan 148 pesawat angkatan udara China di bagian selatan dan barat daya zona pertahanan udaranya selama periode empat hari yang dimulai pada 1 Oktober, hari yang sama China menandai hari libur patriotik utama, Hari Nasional. Taiwan telah melaporkan hampir setiap hari angkatan udara China masuk ke wilayah udara yang sama sejak itu, tetapi jumlah pesawat pada Ahad adalah yang terbesar dalam satu hari sejak serangan Oktober.
Tidak ada tembakan yang dilepaskan dan pesawat China tidak terbang di wilayah udara Taiwan, tetapi di ADIZ-nya, area yang lebih luas dipantau dan patroli Taiwan yang bertindak untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menanggapi setiap ancaman.