REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Enam pelukis Indonesia terpilih untuk mengikuti pameran seni bergengsi, The 9th Beijing International Art Biennale (BIAB), pada 21 Januari hingga 15 Februari. Ajang ini mengusung tema "Light of Life", dengan fokus pada semangat anti-epidemi dan semangat Olimpiade.
Keenam seniman Indonesia yang terpilih tersebut adalah, Mas Hedi Suryatna (Fighting Coronavirus), Antonius Kho (Safe our generation), Lutfi Yanuar (Eclectic Identity), Rusli (Struggle and Hope), dan Dicky Takndare (the Return of Manamarkeri) dan Sih Elsiwi Handayani Oratmangun (Heading Towards Perfection). Hasil karya keenam pelukis ini dipilih oleh kurator dari 47 pengajuan dari Indonesia.
Atas permintaan penyelenggara, Duta Besar RI untuk Cina Djauhari Oratmangun menyampaikan sambutan. "Seni dapat menyediakan saluran bagi orang-orang untuk bersatu melawan epidemi dan menenangkan emosi mereka selama epidemi," kata Dubes Djauhari dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (25/1).
"Beijing Biennale bukan hanya platform yang bagus untuk merayakan karya seni indah dan bermakna dari seluruh dunia, tetapi juga platform yang berguna untuk menunjukkan harapan umat manusia akan masa depan yang lebih baik setelah epidemi," katanya menambahkan.
Djauhari juga menyatakan rasa bangga, karena sejak Beijing Biennale diluncurkan 2002, seniman Indonesia selalu terpilih untuk menghadirkan karya terbaiknya. Ketua China Artist Association Ma Fenghui berharap, pameran seni yang diselenggarakan oleh BIAB dapat menjadi jembatan antara Timur dan Barat, serta dapat menjalin ikatan tradisional dan modern.
Tahun ini terdapat 573 seniman dari 117 negara yang terpilih untuk mengikuti ajang BIAB. China Artists Association bersama dengan China Federation of Literary and Art Circles dan Pemerintah Kota Beijing merupakan sponsor utama kegiatan pameran ini.