REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) mencatat jumlah kasus Covid-19 melebihi 13 ribu dalam sehari untuk pertama kalinya, Rabu (26/1/2022). Pemerintah tengah berupaya mengatur ulang tanggapan untuk fokus pada SARS-CoV-2 varian omicron.
Rekor 13.012 kasus tercatat hanya sehari setelah penghitungan negara mencapai 8.000 untuk pertama kalinya di tengah penyebaran cepat omikron. Ini terjadi meskipun ada perpanjangan aturan jarak sosial yang keras.
Pejabat kesehatan mengatakan, omicron kemungkinan menjadi penyebab lebih dari 90 persen infeksi baru selama beberapa pekan ke depan. Ia memperkirakan jumlah harian bisa melonjak menjadi 20 ribu hingga 30 ribu atau lebih. Varian tersebut menjadi dominan di Korsel pekan lalu.
"Ke depan, prioritas utama kami adalah mengurangi pasien sakit kritis dan kematian," kata Perdana Menteri Kim Boo-kyum dalam pertemuan antar kementerian pada Rabu.
Kebijakan pengujian baru telah berlaku di empat kota yang ditunjuk sebagai percontohan. Hanya kelompok prioritas yang dapat melakukan tes reaksi berantai polimerase (PCR) sementara yang lain harus mendapatkan tes antigen cepat terlebih dahulu di klinik setempat.
"Program ini akan diperluas pada 29 Januari untuk mencakup sekitar 256 stasiun pengujian yang dikelola negara secara nasional, dan kemudian ratusan klinik lokal mulai 3 Februari," kata Kim.
Pemerintah juga telah memangkas isolasi wajib bagi orang-orang yang telah divaksinasi tetapi dinyatakan positif menjadi tujuh hari dari 10. Ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk membebaskan sumber daya untuk kasus-kasus serius.
Lonjakan yang tengah berlangsung di Korsel ini telah memicu kekhawatiran tentang kemungkinan gelombang infeksi baru menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang dimulai pada Sabtu. Biasanya ketika liburan Imlek, puluhan juta orang bepergian ke seluruh negeri untuk bertemu keluarga.
Korsel dengan populasi 52 juta, memiliki penghitungan 762.983 infeksi dan jumlah kematian 6.620, yang sebagian besar merupakan kisah sukses mitigasi Covid. Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, lebih dari 95 persen orang dewasa telah divaksinasi lengkap dengan sekitar 58 persen telah menerima dosis booster.