Rabu 26 Jan 2022 19:28 WIB

Xi: Ambisi Iklim Cina Harus Prioritaskan Ketahanan Energi

Xi Jinping imbau aparatnya "lupakan hasrat cepat sukses" capai target iklim.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Huang Jingwen/XinHua/AP/picture alliance
Huang Jingwen/XinHua/AP/picture alliance

Dalam pidatonya di hadapan Partai Komunis yang dirilis Senin (24/1) malam, Presiden Xi Jinping mengklaim Cina, sebagai salah satu produsen gas rumah kaca terbesar di dunia, ditekan untuk "meningkatkan ambisi” mengurangi emisi.

Namun pandemi dan resesi mengaburkan rencana tersebut. Dia mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi akan terhambat jika pemerintah nekat menerapkan aturan emisi yang lebih ketat, terlebih jelang kongres nasional yang bakal memperpanjang masa kekuasaan Xi.

Sikapnya soal pembatasan emisi melunak sejak mendeklarasikan target iklim ambisius pada Sidang Umum PBB, September 2021 lalu. Saat itu Xi menekankan pentingnya mempercepat transisi menuju ekonomi niremisi.

Namun pada saat yang sama, kuota energi yang ditetapkan pemerintah memaksa pabrik-pabrik tutup berkala agar tidak melampaui batas konsumsi listrik. Akibatnya pasokan listrik untuk pabrik dan rumah tangga sempat terhenti, terutama di timur Cina yang berpenduduk padat.

Beijing juga mewajibkan semua fasilitas manufaktur agar terhubung dengan sistem pemantauan emisi terpusat. Sistem tersebut mencakup pembangkit-pembangkit batu bara, pabrik logam atau instalasi pengolahan minyak dan gas.

Hingga akhir Desember silam, semua perusahaan diwajibkan melaporkan rencana pemantauan gas rumah kaca yang lebih terperinci kepada pemerintah. Hal ini diharapkan bisa memberikan gambaran utuh tentang jumlah emisi CO2 untuk menopang perdagangan karbon di dalam negeri.

Komitmen mengendur

Namun kini, Xi mengimbau aparat pemerintah dan pelaku ekonomi agar "melupakan hasrat untuk cepat sukses,” dan sebaliknya melaju secara perlahan.

"Mengurangi emisi adalah bukan tentang mengurangi produktivitas, dan juga bukan tentang tidak menghasilkan emisi sama sekali,” katanya seperti dikutip kantor berita Xinhua, Rabu (26/1).

"Kita harus patuh pada rencana umum dan memastikan ketahanan energi, rantai pasokan industri dan ketahanan pangan, pada saat yang sama dengan mengurangi emisi karbondioksida.”

Sejak kongres ekonomi nasional pada akhir tahun lalu, pejabat-pejabat pemerintah Cina berulangkali menegaskan bakal "memprioritaskan stabilitas” pada tahun 2022.

Awal pekan ini, Kementerian Ekologi dan Lingkungan, mengindikasikan tidak akan memaksakan standar kualitas air yang ketat terhadap pemerintah daerah, dan sebaliknya akan mendorong mereka untuk "mengkonsolidasikan” pencapaian yang sudah ada, kata Zhang Bo, seorang pejabat di kementerian, dalam sebuah jumpa pers di Beijing.

Menyusul pemadaman paksa yang melumpuhkan sebagian industri pada tahun lalu, Beijing sudah mengumumkan akan melonggarkan kuota energi bagi industri demi menjamin pertumbuhan ekonomi.

Kepada petinggi partai, Xi Senin lalu mengatakan bahwa "pengurangan energi fosil secara berkala harus diimbangi dengan sumber alternatif yang aman dan bisa diandalkan.”

Berdasarkan komitmennya, Cina baru akan mulai mengurangi konsumsi batu bara pada 2025.

rzn/hp (rtr, ap)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement