Kamis 27 Jan 2022 14:16 WIB

Perjuangan China Pertahankan Kebijakan Nol Covid

Sejumlah ahli kesehatan menilai pendekatan nol covid China tidak berkelanjutan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga yang mengenakan masker untuk membantu melindungi diri dari COVID-19 berjalan di sepanjang jalan sempit di Wuhan di Provinsi Hubei, China tengah, Ahad, 23 Januari 2022. Kebijakan tanpa toleransi terhadap kasus Covid-19 China tetap dipertahankan pemerintah meski bertentangan dengan seluruh dunia.
Foto:

Data resmi mencatat, China memiliki 4,7 juta perawat terdaftar pada akhir 2020, atau 3,35 per 1.000 orang. Amerika Serikat (AS) memiliki sekitar 3 juta, sekitar 9 per 1.000.

China juga mewaspadai risiko omikron terutama karena menolak vaksin asing. Studi menunjukkan vaksin China kurang efektif melawan omikron dan belum meluncurkan versi mRNA-nya sendiri.

Kendati demikian Kepala Ahli Epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wu Zunyou mengingatkan bahwa omikron berbahaya dan masih dapat menyebabkan peningkatan jumlah kematian, bahkan jika terbukti kurang mematikan, China harus tetap bersabar.

"Kapasitas dan standar medis China tidak sebaik Inggris atau Amerika Serikat, tetapi hasil pencegahan dan pengendalian virus corona China jauh, jauh lebih unggul," katanya dalam wawancara akhir pekan dengan Beijing News.

China terus meningkatkan peringatan kesehatan untuk seluruh rakyatnya. Pemerintah mendesak warga untuk mengabaikan klaim bahwa omikron tidak lebih serius daripada flu dan tetap waspada terhadap varian ini.

Para ahli di China dan luar negeri juga meragukan harapan bahwa omikron adalah varian terakhir dari virus korona dan merupakan tahap akhir dari pandemi. "SARS-CoV-2 tidak akan secara ajaib berubah menjadi infeksi endemik seperti malaria di mana tingkatnya tetap konstan untuk waktu yang lama," kata Raina MacIntyre, kepala Program Penelitian Biosekuriti di Institut Kirby Universitas New South Wales.

"Itu akan terus menyebabkan gelombang epidemi, didorong oleh berkurangnya kekebalan vaksin, varian baru yang lolos dari perlindungan vaksin, kantong yang tidak divaksinasi, kelahiran dan migrasi," ujarnya menambahkan.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement