REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kantor kejaksaan umum Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan pada Rabu (26/1/2022) bahwa telah memanggil beberapa orang karena berbagi video yang menunjukkan sistem pertahanan mencegat serangan rudal dari Houthi Yaman pada Senin (24/1/2022). UEA jarang membahas keamanannya di depan umum tetapi telah mengkonfirmasi dua serangan Houthi dalam serangan pertama di negara Teluk itu.
"Jaksa Penuntut Umum memperingatkan bahwa (video) klip tersebut membahayakan instalasi vital dan militer, dan dapat berdampak pada keamanan dan stabilitas masyarakat," kata sebuah pernyataan di kantor berita resmi UEA WAM.
Dalam laporan itu, tidak ditentukan seberapa banyak orang yang dipanggil atau status saat ini dari mereka yang dipanggil. "Jaksa Penuntut Umum akan menjalankan tanggung jawabnya dalam menerapkan hukum dengan tegas terhadap kejahatan ini dan para pelakunya," kata pernyataan itu.
Pada Senin (24/1), sebuah serangan menargetkan pangkalan di Abu Dhabi yang menampung Pasukan Amerika Serikat (AS). Serangan itu digagalkan oleh sistem pencegat Patriot buatan Amerika Serikat.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan, sebuah cahaya bergerak dari pertahanan anti-proyektil yang ditembakkan ke langit sebelum fajar di atas ibu kota UEA pada Senin. Jaksa Penuntut Umum mengatakan, tindakan hukum akan diambil terhadap mereka yang menerbitkan video semacam itu di UEA.
Sebelumnya UEA mencegat dua rudal balistik yang diklaim oleh kelompok pemberontak Houthi pada Senin (24/1) pagi. Pihak berwenang mengatakan, ini adalah serangan rudal kedua dalam seminggu yang menargetkan ibu kota UEA. Serangan rudal tersebut mengancam bisnis pariwisata UEA. Selama bertahun-tahun, negara ini telah memasarkan dirinya sebagai wilayah yang aman di Timur Tengah.
Sebuah video di media sosial menunjukkan, langit di atas Abu Dhabi menyala sebelum fajar pada Senin. Dua ledakan kemudian bergemuruh di seluruh kota. Kantor berita WAM yang dikelola negara mengatakan, pecahan rudal jatuh tanpa bahaya di atas Abu Dhabi.
"UEA siap menghadapi ancaman apa pun dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi negara dari semua serangan,” kata Kementerian Pertahanan UEA yang dikutip oleh WAM.
Tembakan rudal mengganggu lalu lintas ke Bandara Internasional Abu Dhabi selama sekitar satu jam. Juru bicara militer Houthi, Yehia Sarei mengklaim serangan itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi. Dia mengatakan, pemberontak menargetkan UEA dengan rudal balistik dan drone. Dia memperingatkan UEA akan terus menjadi target, karena telah melakukan terhadap rakyat Yaman.
“Kami memperingatkan perusahaan dan investor asing untuk meninggalkan Emirates. Ini telah menjadi negara yang tidak aman," ujar Sarei.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Abu Dhabi kemudian mengeluarkan peringatan keamanan kepada warga Amerika yang tinggal di UEA. Pemerintah AS memperingatkan warganya untuk mempertahankan kesadaran keamanan tingkat tinggi. Peringatan itu termasuk instruksi tentang cara mengatasi serangan rudal.
Serangan itu terjadi seminggu setelah pemberontak Houthi mengklaim serangan di ibu kota UEA yang menargetkan bandara dan depot bahan bakar Abu Dhabi National Oil Co. di lingkungan Mussafah. Serangan terhadap depot bahan bakar itu menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya.
Foto satelit resolusi tinggi baru yang diperoleh AP dari Planet Labs PBC menunjukkan pekerjaan perbaikan masih berlangsung di depot bahan bakar pada Sabtu (22/1/2022). Pejabat UEA belum merilis gambar dari situs yang diserang, atau mengizinkan wartawan untuk melihatnya.
Dalam beberapa hari terakhir, koalisi pimpinan Saudi yang didukung UEA melancarkan serangan udara yang menargetkan Yaman, dan menewaskan lebih dari 80 orang di sebuah pusat penahanan. Houthi telah mengancam untuk membalas dendam terhadap UEA dan Arab Saudi atas serangan itu.