REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong akan memotong waktu karantina untuk pelancong dari 21 hari menjadi 14 hari mulai 5 Februari mendatang. Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam pada Kamis (27/1/2022) mengatakan, langkah ini diambil berdasarkan masukan dari eksekutif bisnis dan diplomat yang mengatakan bahwa lamanya waktu karantina di Hong Kong telah merusak daya saing.
Aturan ketat virus corona telah menjadikan Hong Kong salah satu kota paling terisolasi di dunia. Jumlah penerbangan masuk dan keluar dari Hong Kong turun sebanyak 90 persen. Sebelumnya, pendatang atau penduduk Hong Kong yang kembali dari 160 negara telah diminta untuk melakukan karantina selama 21 hari di hotel yang ditunjuk.
Mulai Februari, pendatang maupun penduduk Hong Kong yang pulang dari luar negeri harus melakukan karantina selama 14 hari di hotel, diikuti dengan pemantauan diri selama tujuh hari.
"Ini bukan karena tekanan dari siapa pun. Ini karena ilmu pengetahuan, bahwa Omicron memiliki masa inkubasi yang relatif singkat," kata Lam.
Lam meyakini, perubahan persyaratan karantina tidak dapat memuaskan seluruh pebisnis. Sebelumnya, Kamar Dagang Eropa di Hong Kong mengatakan, persyaratan karantina selama 21 hari dapat membuat perusahaan memindahkan staf ke Singapura atau Seoul.
Lam mengatakan, pembatasan di seluruh Hong Kong akan diperpanjang hingga 17 Februari. Sekolah masih tetap ditutup hingga 21 Februari. Pemerintah mengumumkan bahwa, beberapa pegawai negeri dapat bekerja dari rumah, dan beberapa staf bank juga menerima instruksi serupa.
Pada Kamis (27/1/2022), Hong Kong mencatat 164 kasus harian Covid-19. Selama lima hari berturut-turut, Hong Kong mencatat kenaikan kasus harian sejak ditemukan kasus positif Covid-19 di perumahan Kwai Chung. Lam mengatakan, Hong Kong perlu menaikkan tingkat vaksinasi menjadi sekitar 90 persen.
"Saya tidak tahan melihat banyak orang meninggal di rumah sakit, jadi kami akan mencoba yang terbaik untuk meningkatkan tingkat vaksinasi kami," ujar Lam. Rizky Jaramaya / Lintar Satria