REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan penerbangan Malaysia, Air Asia Group Bhd, menyatakan pada Jumat (28/1/2022) mengubah namanya menjadi Capital A Bhd untuk mencerminkan portofolionya yang berkembang di luar bisnis inti sebagai maskapai. Proposal perubahan nama tersebut telah diajukan pada 3 Januari 2022.
Bisnis penerbangan telah terpukul keras selama pandemi akibat aturan perjalanan yang ketat. Ini membuat bursa saham Malaysia mengklasifikasikan Air Asia sebagai perusahaan yang tertekan secara finansial meskipun telah mengumpulkan modal untuk meningkatkan neracanya.
Capital A telah banyak berinvestasi di bisnis pembayaran Bigpay, perusahaan logistik Teleport, dan superapp-nya untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan. Meskipun mengalami pertumbuhan keuntungan, perseroan masih mencatatkan kerugian pada kuartal yang berakhir 30 September 2021.
"Selama dua tahun terakhir, kami telah membangun pondasi yang kuat untuk masa depan yang sukses, yang tidak hanya bergantung pada tiket pesawat," kata CEO Capital A, Tony Fernandes dalam sebuah pernyataan.
Fernandes mengatakan maskapai berencana menambah dua maskapai afiliasi, tetapi menolak memberikan penjelasan lebih lanjut. Saat, Capital A telah memiliki lima maskapai afiliasi, termasuk operator jarak jauh AirAsia X.
"Grup saat ini memiliki likuiditas lebih dari cukup. Kami fokus untuk bertumbuh dan menaikkan nilai tambah," kata Fernandes.