REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa negaranya tidak berniat untuk berperang dengan Ukraina. Meski demikian, jika terdapat kepentingan yang diganggu, maka akan ada konsekuensi.
“Jika itu tergantung pada Federasi Rusia, maka tidak akan ada perang. Kami tak menginginkan perang, namun tak membiarkan kepentingan kami diserang dan diabaikan,” ujar Lavrov dalam sebuah pernyataan dalam wawancara, dilansir Anadolu Agency, Jumat (28/1).
Menurut Lavrov, saat ini diskusi dengan Amerika Serikat (AS) masih dilakukan oleh Rusia. Kedua negara berencana menggelar pertemuan terbaru dalam dua pekan ke depan.
Berbicara tentang tanggapan AS terhadap proposal Rusia tentang jaminan keamanan, Lavrov mengatakan Washington sebagian besar mengutip proposal Rusia sebelumnya. Termasuk dalam hal mengenai moratorium penyebaran rudal jarak menengah dan pendek di Eropa, menarik latihan militer dari perbatasan masing-masing, dan membangun hubungan militer.
Lavrov mengatakan tanggapan AS adalah contoh diplomasi. Ia membandingkan dengan adanya dokumen NATO yang disebut berisikan ketentuan bias secara ideologis. Berbicara tentang kemungkinan pemberian sanksi kepada Rusia, Lavrov mengatakan jika hal itu diberikan, maka itu akan berarti putusnya hubungan diplomatik.