REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pakar di Inggris mengungkapkan bahwa sub-varian omicron BA.2 akan menyalip dari omicron yang asli yang resmi dikenal sebagai BA.1. Mereka memperkirakan, BA.2 yang dijuluki "omicron's sister" dapat menyebar sedikit lebih cepat dari pendahulunya.
Menurut para ilmuwan, proporsi kasus Covid-19 yang disebabkan BA.2 telah meningkat empat kali lipat dalam tujuh hari. Varian ini telah menyebar ke setidaknya 40 negara sejak muncul pada November 2021 lalu, sebagian besar ada di Denmark, India, dan Swedia.
Apakah itu tanda bahaya? Tenang, para ilmuwan meyakini sub varian omicron itu tidak akan menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada infeksi omicron asli.
Tercatat, sekitar 426 kasus varian baru ini telah dikonfirmasi di Inggris pada 21 Januari 2022. Namun, data dari Covid-19 Genomics UK Consortium (COG-UK) menyebutkan, sejauh ini ada 1.845 kasus, sebagian besar di Inggris.
Prof Tim Spector selaku ilmuwan utama di aplikasi ZOE COVID Study mengatakan bahwa faktor lain yang muncul adalah bahwa subtipe baru dari omicron yang disebut BA.2 ini kemungkinan lebih menular. Pada pekan lalu, satu dari 20 kasus baru di Inggris disumbang varian ini.
"Karena kasusnya berlipat ganda setiap beberapa hari, sub varian ini akan mendominasi dalam sebulan," kata Prof Spector, dilansir The Sun, Jumat (28/1/2022).
Prof Spector mengatakan, data ZOE juga telah melihat lebih banyak infeksi ulang yang dikonfirmasi dalam beberapa pekan terakhir. Tingkat reinfeksi sekitar tujuh persen dari kasus baru terkonfirmasi Covid-19 yang bergejala.
"Hal itu menunjukkan bahwa infeksi alami dari varian delta mungkin tidak menawarkan banyak perlindungan," kata Prof Spector.
Dalam beberapa pekan terakhir, Inggris telah mengalami peningkatan kasus. Hal itu kemungkinan dipicu oleh kembalinya siswa ke sekolah.
Sementara itu, sebagian besar anak yang tidak divaksinasi tidak banyak bersosialisas pada musim libur Natal lalu. Oleh karena itu, menurut para pakar, baru sekarang mereka tertular omicron dalam jumlah yang besar.
Prof Spector mengatakan, sub varian BA.2 menyumbang lima persen dari data Inggris saat ini. Jika terus seperti itu, ia menilai sub varian omicron itu bisa menyalip dominasi BA.1 dalam waktu satu bulan.
"Apa yang kami tahu adalah itu (BA.2) lebih kompetitif, sangat mirip, tetapi juga berbeda dan sejauh ini Denmark tidak memiliki masalah besar dengan rawat inap dan kematian, menunjukkan bahwa serangan BA.2 tidak lebih parah," ujar Prof Spector.
Sub varian omicron BA.2 ini muncul ketika perubahan aturan utama dari Rencana B Covid mulai berlaku di Inggris. Pembatasan yang diberlakukan tahun lalu perlahan-lahan surut, dan aturan bekerja dari rumah telah dihentikan pekan lalu.