BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Jumat (28/1/2022) mengatakan bahwa aliansi militer itu tidak berencana untuk mengerahkan pasukan tempur di Ukraina. Dalam sebuah wawancara video, Stoltenberg memperingatkan bahwa akan ada konsekuensi yang berbeda jika Rusia menginvasi Ukraina atau sekutu NATO.
Dia menjelaskan bahwa Ukraina adalah mitra yang sangat berharga, tetapi NATO tidak berencana untuk mengerahkan pasukan tempurnya di Ukraina. Dia mengakui bahwa negara-negara NATO memiliki beberapa perbedaan pendapat mengenai dukungan apa yang harus mereka berikan kepada Ukraina.
Di sisi lain, dia menekankan ada kesepakatan 100 persen yang tidak diragukan lagi bahwa sekutu akan mempertahankan wilayah NATO jika salah satu anggotanya diserang. Dia menjelaskan bahwa aliansi militer telah meningkatkan kehadiran udara dan angkatan lautnya di wilayah Baltik dan Laut Hitam, serta kesiapan pasukan darat untuk membela sekutu NATO.
“Jika Rusia menginginkan lebih sedikit NATO di perbatasannya, mereka sebenarnya telah mencapai hal yang sebaliknya,” kata Stoltenberg, merujuk pada proposal Moskow tentang proposal keamanan Eropa.
“Jika mereka menggunakan kekuatan lagi melawan Ukraina, mereka akan melihat lebih banyak NATO di perbatasan mereka,” ujar dia.
NATO pada Rabu menolak tuntutan Rusia untuk menarik pasukan dan senjatanya dari Eropa timur dan untuk menghentikan integrasi transatlantik Ukraina dalam jawaban resminya terhadap rancangan Moskow tentang keamanan Eropa.
Setelah memutuskan hubungan diplomatik tahun lalu, aliansi militer mengajak Rusia untuk membuka kembali kantor di Moskow dan Brussel dan mendorong Rusia untuk memulai pembicaraan tentang pengendalian senjata.
AS, dengan sekutu Eropanya, telah memperingatkan bahwa Rusia sedang menyiapkan invasi ke Ukraina dan telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan bekas republik Soviet di samping penempatan artileri dan tank yang signifikan.
Moskow membantah mempersiapkan serangan militer, dan mengatakan pasukannya ada di sana untuk mengikuti latihan rutin. NATO mulai meningkatkan kehadirannya di timur Eropa setelah aneksasi ilegal Rusia atas Krimea pada 2014.