REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU - Kepala badan bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan pada Kamis bahwa penduduk Niger, Mali, dan Burkina Faso saat ini sedang mengalami kekerasan, pengusiran dan pengangguran.
Pihak PBB menyebutkan terjadi peningkatan dalam satu tahun bahwa hampir 15 juta penduduk di Mali, Niger, dan Burkina Faso harus berjuang bertahan hidup dan 4 juta penduduk di antaranya membutuhkan pertolongan sejak Januari lalu.
Tahun 2022, PBB memebutuhkan dana hampir USD2 miliar untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Mali, Burkina Faso, dan Niger, ucap Griffiths
Dalam pertemuan dengan para pejabat senior di Sahel Tengah, Griffiths menjelaskan ketidakstabilan politik, cuaca ekstrem, kemiskinan, bahkan Covid-19, membuat jutaan ekonomi penduduk semakin terpuruk.
Dia mengatakan tahun 2015 dan 2022 kekerasan meningkat delapan kali lipat di Sahel Tengah. Rumah Sakit tidak berfungsi dan lebih dari 5.000 sekolah ditutup yang dapat mengancam masa depan ratusan ribu anak-anak.
PBB juga menyampaikan, akibat musim paceklik, krisis pangan yang melanda 8 juta penduduk di Mali dan Niger akan meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan November 2020.
Sahel Tengah adalah salah satu tempat paling berbahaya di dunia bagi pekerja bantuan. Sepertiga dari semua penculikan pekerja bantuan di dunia pada tahun 2020 terjadi di Mali, Niger, dan Burkina Faso, menurut Griffiths.
Griffiths mengunjungi Nigeria untuk aksi kemanusiaan di wilayah tersebut. Dia berencana mengunjungi Mali dan Niger dalam beberapa bulan mendatang untuk bertemu dengan mereka yang terkena dampak.