Ahad 30 Jan 2022 17:13 WIB

Soal Mapping Masjid, Muhammadiyah: Asal Terbuka

Pemetaan masjid tersebut juga butuh sinergi dan kerjasama dengan ormas Islam.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
ILUSTRASI SUNSET, MENARA MASJID, ILALANG, SILUET
Foto: Republika/Yogi Ardhi
ILUSTRASI SUNSET, MENARA MASJID, ILALANG, SILUET

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Sekretaris Lembaga Hubungan dan Kerjasama Internasional Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Wachid Ridwan mengatakan, sebenarnya Muhammadiyah tidak masalah dengan langkah yang akan dilakukan Polri membuat mapping masjid guna menekan radikalisme. Asalkan, kata dia, hal itu dilakukan secara terbuka.

“Dari Muhammadiyah sendiri saya kira tidak masalah dengam mau mapping atau apa lah istilahnya, yang penting harus ada keterbukaan, harus ada komunikasi yang baik,” ujar Wachid saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (30/1).

Baca Juga

Menurut dia, untuk melakukan pemetaan masjid tersebut juga butuh sinergi dan kerjasama antara penegak hukum dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai lembaga yang terdiri dari berbagai macam ormas Islam di Indonesia.

“Saya kita itu penting. Karena, sebagai elemen bangsa, salah satu ormas modern Muhamamdiyah tentu akan mendukung setiap langkah untuk perbaikan umat dan bangsa,” ucap Wachid.

Sebelumnya, Direktur Keamanan Negara Badan Intelijen Keamanan Polri, Brigjen Pol Umar Effendi mengatakan, pemetaan masjid merupakan salah satu upaya menangkal penyebaran terorisme. Hal itu disampakan dalam Halaqah Kebangsaan bertema Optimalisasi Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme yang digelar MUI, Rabu (26/1).

Wachid Ridwan juga turut hadir dalam acara tersebut sebagai Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme (BPET) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, dia mengaku tidak terlalu fokus saat Brigjen Pol Umar Effendi menyampaikan pernyataan itu.

“Jadi, sebenarnya statement itu di luar dari teks Kapolri yang beliau (Umar) bacakan di dalam acara pembukaan kita itu. Jadi, mapping masjid, tentu yang dimaksudkan tidak oleh Polri sendiri, dan itu perlu kerjasama dengan MUI,” kata Wachid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement