Senin 31 Jan 2022 22:50 WIB

Biden Minta Taliban Bebaskan Insinyur AS dari Penyanderaan

Insinyur itu diyakini warga AS terakhir yang disandera Taliban.

Rep: Kamran Dikarma / Fergi Nadira/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Joe Biden berbicara dalam konferensi pers di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Rabu, 19 Januari 2022.
Foto: AP/Susan Walsh
Presiden Joe Biden berbicara dalam konferensi pers di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, Rabu, 19 Januari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta Taliban membebaskan seorang insinyur sipil AS yang diculik dua tahun lalu. Dia diyakini sebagai warga AS terakhir yang disandera Taliban.

“Mengancam keselamatan warga Amerika atau warga sipil tak berdosa selalu tidak dapat diterima, dan penyanderaan adalah tindakan kekejaman serta kepengecutan tertentu,” kata Biden dalam sebuah pernyataan pada Ahad (30/1/2022).

Insinyur AS yang diculik Taliban bernama Mark Frerichs. Dia adalah veteran Angkatan Laut AS berusia 59 tahun asal Lombard, Illnois. Selama satu dekade, Frerichs bekerja pada proyek-proyek pembangunan di Afghanistan. Frerichs diculik sebulan sebelum AS dan Taliban menyepakati perjanjian damai pada Februari 2020. Senin (31/1/2022) menandai tahun kedua penyanderaannya.

“Taliban harus segera mebebaskan Mark sebelum dapat mengharapkan pertimbangan aspirasinya untuk legitimasi. Hal ini tidak bisa ditawar,” ujar Biden. AS diketahui belum mengakui pemerintahan Taliban dan masih membekukan aset milik bank sentral Afghanistan senilai hampir 10 miliar dolar.

Keluarga Freichs telah mengkritik pemerintah AS karena tidak memberi tekanan lebih kuat kepada Taliban agar membebaskan Frerichs. Pekan lalu, adik perempuan Freichs, Charlane Cakora, membuat permohonan pribadi kepada Biden agar mendorong pembebasannya. Cakora membuat opini yang dimuat di Washington Post berjudul, “Presiden Biden, tolong bawa pulang saudaraku, warga Amerika terakhir yang disandera di Afghanistan”.

Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan, mereka selalu mengangkat kasus Frerichs dalam setiap pertemuan dengan Taliban. “Kami meminta Taliban membebaskannya. Kami akan terus bekerja untuk membawanya pulang,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah cicitan di akun Twitter pribadinya.

Sejak menguasai kembali Afghanistan pada pertengahan Agustus tahun lalu, Taliban kerap menyerukan AS agar mencairkan aset bank sentral Afghanistan. Taliban menyebut dana itu diperlukan untuk menangani krisis yang kian memburuk di negara tersebut. Hingga kini Washington belum mengabulkan permintaan Taliban.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement