REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bidang Polhukam, Almuzzamil Yusuf, mendukung terbentuknya kolaborasi nasionalis-religius di Pilpres 2024. Alasannya, sejak awal bangsa Indonesia berdiri tidak bisa dilepaskan dari peran tokoh-tokoh nasionalis dan religius.
"PKS mengusungnya kolaborasinya nasional-religius. Kenapa nasionalis religius kenapa kita angkat karena itu realita kehadiran bangsa ini tahun 45 , lima nasionalis, empat religius, itu sudah dari sono-nya, bingkai kerja mereka apa, ya Pancasila. UUD, dan kesepakatan tentu sesama partai pengusung pastinya, gitu," kata Almuzzamil dalam sebuah diskusi daring, Selasa (1/2/2022).
Ia tak menampik bahwa pilihan nasionalis-religius selalu menjadi pertimbangan. Terbukti pada pilpres 2019 lalu, komposisi nasionalis-religius berhasil memenangkan pemilu. "Iya, itu karena realita takdir bangsa kita sejak awal pendirian bangsa nasionalis religius. Saya kira PKS bekerja di arah semangat itu," ujarnya.
Selain mempertimbangkan komposisi nasionalis religius, ada hal lain yang jadi bahan pertimbangan PKS dalam mengusung capres cawapres. Salah satunya adalah dukungan daerah. "Selama ini pun masih selalu dipertimbangkan nasionalis religius termasuk dipertimbangkan. Banyak nanti pertimbangannya, daerahnya, dukungan daerah dan lain-lain lah," ujarnya.
PKS diketahui tengah gencar menokohkan Ketua Dewan Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri sebagai tokoh yang merepresentasi tokoh religius. Namun PKS tak menutup pintu bagi kader PKS lainnya untuk bisa dimajukan dalam kontestasi Pilrepos 2024 mendatang.
"Dari penokohan beliau (Salim Segaf) kita berharap apakah beliau apa salah satu tokoh dari kita, kalau elektabilitas tokoh kita tertinggi diantara kelompok religius, ya kan gitu kan? di antara partai religius kita tertinggi, ya kan kita mungkin dilihat oleh kelompok nasionalis kan, di situ kita, peluang kita untuk maju," tutur anggota Komisi I DPR tersebut.