REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Tahun Baru China atau Imlek membawa harapan baru untuk kemakmuran, kekayaan, dan kebahagiaan di tahun mendatang. Meskipun perayaan itu selama beberapa tahun terakhir relatif tidak terdengar dibandingkan dengan masa pra-pandemi, ini masih merupakan waktu yang berharga bagi anggota keluarga.
Imlek menjadi waktu untuk terhubung kembali dan berbagi momen menyenangkan bersama sambil menikmati makanan enak dan percakapan yang menyenangkan. Masyarakat Singapura yang didominasi etnis Tionghoa bercerita bagaimana mereka merayakan Imlek di tahun macan ini.
Adalah Fanty Soenardy, ia dan keluarganya menyukai suasana pesta dan pertemuan keluarga besar. Bersama orang yang dicintai, ia menikmati untuk masuk lebih dalam ke dalam perayaan dan merayakan awal yang baru di depan.
“Setiap orang penuh energi, positif, dan kebahagiaan. Saya suka semua orang mendoakan satu sama lain dengan baik dan itu adalah getaran yang luar biasa. Musim perayaan selalu penuh dengan kegembiraan dan tawa,” kata dia dilansir Channel News Asia, Selasa (1/2/2022).
Pada pagi pertama Imlek, anak-anaknya akan berdandan dengan pakaian baru mereka yang berwarna cerah. Dengan dua buah jeruk mandarin, mereka akan menyapanya dan suami. Ini adalah momen yang mengharukan baginya sebagai orang tua karena anak-anaknya berbagi harapan baik untuk kedua orang tuanya.
Fanty yakin pasti banyak orang tua lain yang juga menghargai momen tersebut. Lalu asisten rumah tangga mereka yang sudah sangat dekat dengan mereka juga bergabung dalam menjalankan tradisi ini. Setelah itu, keluarga akan makan bersama untuk pertama kalinya di rumah.
Hidangan Imlek favoritnya adalah mi umur panjang. Pada hari pertama di tahun baru, ia akan memasak mi itu untuk makanan pertama keluarganya. Hidangan ini melambangkan kesehatan yang baik dan keberuntungan yang tahan lama. Sambil makan, seluruh keluarga juga akan saling mendoakan kebahagiaan besar dan umur panjang.
“Ini membuat makanan pertama kami sangat menyenangkan dan mengawali tahun depan yang bahagia,” ujar dia.
Meskipun perayaan tahun ini lebih tenang, Fanty tetap mempraktikkan tradisi Imlek yang biasa. Ia akan memasak hidangan khas Imlek untuk keluarga dan teman-temannya. Kue lapis buatan sendiri dan mi panjang umur yang baru dimasak harus ada setiap tahun. “Kedua makanan itu akan dikirimkan ke orang yang dicintai dan saya berharap untuk menyebarkan harapan baik saya kepada mereka dengan cara ini,” ujar dia lagi.