Kamis 03 Feb 2022 03:10 WIB

Putin: AS-NATO Abaikan Tuntutan Jaminan Keamanan Rusia

Putin sebut kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan pertanyaan wartawan selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 1 Februari 2022. Putin mengatakan AS dan sekutunya telah mengabaikan pemimpin Rusia tuntutan keamanan. Dalam komentar pertamanya tentang kebuntuan dengan Barat atas Ukraina dalam lebih dari sebulan, Putin mengatakan Selasa bahwa Kremlin masih mempelajari tanggapan AS dan NATO terhadap tuntutan keamanan Rusia yang diterima minggu lalu.
Foto: AP/Yuri Kochetkov/Pool EPA
Presiden Rusia Vladimir Putin mendengarkan pertanyaan wartawan selama konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban setelah pembicaraan mereka di Kremlin di Moskow, Rusia, Selasa, 1 Februari 2022. Putin mengatakan AS dan sekutunya telah mengabaikan pemimpin Rusia tuntutan keamanan. Dalam komentar pertamanya tentang kebuntuan dengan Barat atas Ukraina dalam lebih dari sebulan, Putin mengatakan Selasa bahwa Kremlin masih mempelajari tanggapan AS dan NATO terhadap tuntutan keamanan Rusia yang diterima minggu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mengabaikan tuntutan negaranya tentang jaminan keamanan. Hal itu disampaikan setelah dia melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, Selasa (1/2/2022).

"Izinkan saya mencatat bahwa kami menganalisis dengan cermat tanggapan tertulis yang diterima dari AS dan NATO pada 26 Januari. Namun, sudah jelas, dan saya memberi tahu Perdana Menteri tentang hal itu, bahwa kekhawatiran mendasar Rusia diabaikan," kata Putin dalam konferensi pers bersama Orban, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Putin mengungkapkan, tidak ada tanggapan yang memadai atas tiga tuntutan utama Rusia. Tuntutan tersebut adalah tentang mencegah ekspansi NATO, non-penempatan senjata serang dekat perbatasan Rusia, dan mengembalikan infrastruktur militer NATO di Eropa ke posisi yang ada pada 1997. Pada tahun tersebut Russia-NATO Founding Act ditandatangani.

Baca juga : Dugaan Pemalsuan Sertifikat Vaksin Covid-19 Meluas di India

"Pada saat yang sama, mengabaikan kekhawatiran kami, AS dan NATO umumnya mengacu pada hak negara untuk secara bebas memilih cara untuk memastikan keamanan mereka. Tapi ini bukan hanya tentang memberi seseorang hak untuk bebas memilih bagaimana memastikan keamanan mereka,” ujar Putin.

Menurutnya, hal itu merupakan satu bagian dari prinsip keamanan yang tidak dapat dibagi-bagi. "Bagian kedua yang tidak dapat dicabut mengatakan bahwa tidak seorang pun boleh memperkuat keamanan mereka dengan mengorbankan keamanan negara-negara lain," ucap Putin.

Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, dia akan mengirim pasukan pasukan AS ke Eropa Timur dan negara-negara NATO. Hal itu diumumkan saat ketegangan masih membekap perbatasan Ukraina-Rusia. “Saya akan memindahkan pasukan AS ke Eropa Timur dan negara-negara NATO dalam waktu dekat. Tidak banyak,” kata Biden kepada awak media di Pangkalan Gabungan Andrew, setelah perjalanannya dari Pittsburg, Pennsylvania, Jumat (28/1/2022).

AS dan NATO telah menuduh Rusia merencanakan serangan ke Ukraina. Moskow disebut telah mengerahkan lebih dari 120 ribu tentara di perbatasannya, termasuk menempatkan tank-tank dan artileri. Rusia juga mengerahkan pasukannya ke perbatasan Belarusia, tepat di utara Ukraina, AS telah memperingatkan Belarusia agar tak membantu Rusia jika mereka melakukan agresi ke Ukraina.

Baca juga : Oki Setiana Dewi Dirujak Warganet Ceramah Tentang KDRT

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement