Rabu 02 Feb 2022 23:20 WIB

Menhan Israel Teken Nota Kesepahaman Pertama dengan Bahrain

Bahrain telah menandatangani perjanjian normalisasi diplomatik dengan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
 Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz. Menhan Israel Teken Nota Kesepahaman Pertama dengan Bahrain
Foto: AP/Alex Kolomoisky/YEDIOT AHARONOT POOL
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz. Menhan Israel Teken Nota Kesepahaman Pertama dengan Bahrain

REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA – Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengunjungi Bahrain, Rabu (2/2/2022). Dia diagendakan menandatangani nota kesepahaman pertama dengan Manama.

Proses penandatanganan akan dilakukan Gantz dengan Menteri Pertahanan Bahrain Letnan Jenderal Abdullah bin Hassan Al Nuaimi. Nota kesepahaman memungkinkan kedua negara meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan. Hal itu termasuk sejumlah perjanjian penjualan senjata dan peralatan pertahanan lainnya.

Baca Juga

“Keduanya turut membahas pentingnya Abraham Accords dan normalisasi yang berkembang dengan Israel untuk stabilitas regional di Timur Tengah, serta berbicara tentang harapan bersama bahwa kemitraan yang erat akan dibangun antara kedua kementerian pertahanan, yang akan berkontribusi pada kedua negara,” kata Kementerian Pertahanan Israel, dikutip laman Jerusalem Post.

Dalam kunjungan selama dua hari itu, Gantz turut diagendakan bertemu Raja Bahrain Hamad bin Isa bin Salman. Gantz pun bakal mengunjungi armada ke-5 Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang berbasis di Bahrain.

Pada 15 September 2020, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani perjanjian normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu tercapai berkat mediasi dan dukungan AS di bawah kepemimpinan mantan presiden Donald Trump. Kesepakatan normalisasi tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords.

Selain UEA dan Bahrain, AS pun membantu Israel melakukan normalisasi diplomatik dengan Sudan serta Maroko. Washington menghapus Sudan dari daftar negara pendukung terorisme sebagai aksi timbal balik atas kesediaannya membuka hubungan resmi dengan Tel Aviv. Kemudian terkait Maroko, sebagai balasan, AS mengakui klaim negara tersebut atas wilayah Sahara Barat yang dipersengketakan.

Palestina mengecam kesepakatan damai yang dilakukan empat negara Muslim tersebut. Menurut Palestina, apa yang dilakukan keempat negara terkait merupakan “tikaman” bagi perjuangannya memperoleh kemerdekaan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement