Jumat 04 Feb 2022 16:46 WIB

Emmanuel Macron akan Temui Presiden Rusia dan Ukraina

Tujuan kedatangan Macron menemukan jalan agar ketegangan di Ukraina dapat diatasi.

Rep: Kamran Dikarma/Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan berkunjung ke Rusia pada Senin (7/2/2022).
Foto: AP/Michel Spingler
Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan berkunjung ke Rusia pada Senin (7/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan berkunjung ke Rusia pada Senin (7/2/2022). Dia bakal bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas krisis di perbatasan Ukraina.

Menurut keterangan yang dirilis kantor kepresidenan Prancis, Jumat (4/2/2022), tujuan dari kunjungan Macron ke Moskow adalah menemukan jalan agar ketegangan di perbatasan Ukraina dapat didinginkan. Oleh sebab itu, Macron pun bakal bertolak ke Kiev untuk bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa (8/2/2022) pekan depan.

Baca Juga

Kantor kepresidenan Prancis mengungkapkan, pada kesempatan pertemuan tersebut, Macron bakal menekankan kepada Putin dan Zelensky tentang pentingnya membahas kondisi guna mencapai keseimbangan strategis di Eropa. Hal itu memungkinkan pengurangan ketegangan dan menjamin keamanan Benua Biru.

Pekan ini Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan akan mengerahkan 3.000 tentaranya ke Eropa Timur. Sebanyak 1.000 tentara AS di Jerman bakal direlokasi ke Rumania. Sementara 2.000 tentara lainnya akan dikirim dari Carolina Utara ke Jerman dan Polandia. Juru bicara Pentagon John Kirby mengungkapkan, situasi di dekat Ukraina menuntut AS memperkuat posisi pencegahan dan pertahanannya di sisi timur Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). 

NATO menyambut keputusan pengerahan pasukan AS ke Eropa Timur. “Ini adalah sinyal kuat dari komitmen AS dan datang di atas kontribusi AS lainnya baru-baru ini untuk keamanan bersama kami,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam sebuah pernyataan, Rabu (2/2/2022), dikutip laman Anadolu Agency.

Dia menekankan, pengerahan pasukan AS meningkatkan pertahanan kolektif NATO. “Penempatan NATO bersifat defensif dan proporsional, serta mengirimkan pesan yang jelas bahwa NATO akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua sekutu,” ucapnya.

Sementara itu Rusia mendesak AS berhenti mengobarkan ketegangan di benua Eropa. “Kami terus menerus mendesak mitra Amerika kami untuk berhenti meningkatkan ketegangan di benua Eropa. Sayangnya, Amerika terus melakukannya,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada awak media, Kamis (3/2/2022).

Dia pun mengomentari tentang pengerahan 3.000 tentara AS ke Eropa Timur. “Jelas, ini bukan langkah yang ditujukan untuk meredakan ketegangan. Sebaliknya, ini adalah tindakan yang mengarah pada peningkatan ketegangan,” kata Peskov.

Dengan pengerahan pasukan AS, Peskov menilai, kekhawatiran Rusia atas ekspansi NATO ke arah timur valid dan dapat dibenarkan. “Setiap tindakan yang diambil Rusia untuk memastikan keamanan dan kepentingannya sendiri juga logis,” ucapnya.

Pada 26 Januari 2022, Erdogan telah menyampaikan undangan kepada Putin untuk mengunjungi Turki. Dia juga menegaskan kembali kesiapan Ankara untuk menjadi tuan rumah bagi presiden Rusia dan Ukraina jika kedua belah pihak menginginkannya.

Pada Kamis, Erdogan menyatakan harapan bahwa pemimpin Rusia akan mengunjungi Turki setelah perjalanannya ke China, di mana ia akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing pada 4 Februari. Menurut Peskov, pertemuan lain antara Putin dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, sedang dilakukan. "Begitu ada kejelasan, kami akan informasikan. Itu ada dalam agenda," katanya. Sebelumnya, Scholz mengumumkan bahwa ia berharap untuk bertemu dengan Putin di Moskow dalam waktu dekat.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement