REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence secara langsung membantah klaim palsu Donald Trump yang bisa membalikkan hasil pemilihan 2020. Dia mengatakan bahwa mantan presiden itu memberikan pernyataan yang salah.
Dalam pidato di pertemuan Masyarakat Federalis konservatif di Florida pada Jumat (4/2/2022), Pence membahas upaya intensif Trump untuk memajukan narasi palsu pada pekan ini. Mantan rekannya itu menyatakan jika Pence bisa menghalangi Biden mendapatkan jabatan. "Presiden Trump salah. Saya tidak punya hak untuk membatalkan pemilihan," katanya.
Mantan wakil presiden mengakui kemarahan yang masih ada di antara banyak orang di pihak Trump, bahkan ketika dia mengatakan sudah waktunya untuk fokus pada masa depan. "Yang benar adalah, ada lebih banyak yang dipertaruhkan daripada partai atau kekayaan politik kita. Pria dan wanita, jika kita kehilangan kepercayaan pada Konstitusi, kita tidak hanya akan kalah dalam pemilihan kita akan kehilangan negara kita," ujarnya.
Deklarasi Pence menandai tanggapannya yang paling kuat terhadap Trump. Hubungan antara kedua pria itu mengambil dinamika baru minggu ini ketika Trump meningkatkan serangannya terhadap Pence
Dalam sebuah pernyataan awal pekan, Trump mengatakan komite yang menyelidiki serangan mematikan 6 Januari di Capitol seharusnya menyelidiki alasan Pence tidak mengirim kembali suara untuk sertifikasi ulang atau persetujuan. Kemudian, dia mengecam Pence dengan menyatakan bahwa rekannya itu bisa saja membatalkan Pemilu. Padahal wakil presiden hanya memainkan peran seremonial dalam penghitungan suara Electoral College.
Pence berada di dalam Capitol pada 6 Januari, memimpin sesi gabungan Kongres untuk mengesahkan pemilihan presiden. Pada saat yang sama gerombolan pendukung Trump dengan keras mendobrak masuk, menyerang petugas polisi dan memburu anggota parlemen.