Senin 07 Feb 2022 10:36 WIB

Macron Kunjungi Moskow dalam Misi Diplomatik Berisiko

Macron melakukan misi diplomatik untuk meredakan ketegangan dengan Ukraina

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Prancis Emmanuel Macron
Foto: AP/Johanna Geron/Pool Reuters
Presiden Prancis Emmanuel Macron

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Prancis Emmanuel Macron terbang ke Moskow pada Senin (7/2/2022). Dia melakukan misi diplomatik yang berisiko untuk mencari komitmen dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meredakan ketegangan dengan Ukraina.

"Kami sedang menuju sarang Putin, dalam banyak hal ini adalah lemparan dadu,” kata salah satu sumber yang dekat dengan Macron kepada Reuters.

Baca Juga

Macron telah melakukan serangkaian panggilan telepon dengan sekutu Barat, Putin, dan pemimpin Ukraina selama sepekan terakhir. Dia akan menindaklanjuti pembicaraan itu dengan kunjungan ke Kyiv pada Selasa (8/2).

Sebanyak dua sumber yang dekat dengan Macron mengatakan salah satu tujuan kunjungannya adalah untuk mengulur waktu dan mencairkan situasi selama beberapa bulan, setidaknya sampai pemilihan "Super April" di Eropa. Momen ini merupakan pemilihan umum yang diselenggarakan Hungaria, Slovenia, dan Prancis.

Pemimpin Prancis telah mencoba untuk membujuk dan menghadapi Putin selama lima tahun terakhir. Upayanya telah membawa dialog yang erat dengan pemimpin Rusia serta kemunduran yang menyakitkan.

Segera setelah pemilihannya, Macron menggelar karpet merah untuk Putin di Istana Versailles, tetapi juga menggunakan kunjungan itu untuk secara terbuka mengecam campur tangan Rusia selama pemilihan. Dua tahun kemudian, pasangan itu bertemu di kediaman musim panas presiden Prancis.

Tapi banyak tawaran Macron tidak mencegah tindakan Rusia ke dalam lingkup pengaruh di Afrika, yang berpuncak pada akhir tahun lalu dengan kedatangan tentara bayaran Rusia di Mali. Pejabat Prancis mengira kelompok itu didukung oleh Istana Kremlin.

Negara-negara Eropa Timur yang menderita puluhan tahun di bawah pemerintahan Soviet telah mengkritik sikap kooperatif Macron di Rusia. Mereka mencurigai pembicaraan Macron tentang negosiasi tatanan keamanan Eropa baru dengan Rusia.

Untuk melawan kritik sebelum perjalanan dan mengambil jubah kepemimpinan Eropa dalam krisis ini, Macron telah bersusah payah untuk berkonsultasi dengan para pemimpin Barat lainnya. Dia telah melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden AS Joe Biden.

Kunjungan presiden Prancis ke Moskow dan Ukraina terjadi kurang dari tiga bulan sebelum pemilihan presiden di dalam negeri. Penasihat politiknya melihat potensi keuntungan pemilu, meskipun Macron belum mengumumkan apakah dia akan mencalonkan diri.

"Bagi presiden, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinannya di Eropa. Bahwa dia berada di atas keributan," kata salah satu sumber pemerintah Prancis.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement