REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia mendirikan kawasan industri karet atau Kedah Rubber City (KRC). Industri seluas 1.244 hektara didirikan di Padang Terap, Negara Bagian Kedah.
Peresmian pembangunan proyek KRC di kawasan "Rubber Belt" perbatasan Malaysia-Thailand ini dilakukan oleh Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, Senin (7/2/2022).
"Proyek ini merupakan upaya sinergis yang didukung oleh Malaysia dan Thailand untuk menghubungkan produsen karet utama kawasan di Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand atau platfom Indonesia-Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT)," kata Ismail Sabri.
Terdapat tujuh klaster utama yang dilakukan di KRC yakni Produk Lateks Canggih (Advanced), Ban dan Produk Terkait Ban, Produk Karet Otomotif, Produk Karet Rekayasa, Bahan Karet Canggih, Bioteknologi serta Layanan dan Dukungan (Services and Support)."KRC bakal menarik investasi senilai 10 miliar ringgit dan mewujudkan 15.000 peluang pekerjaan menjelang tahun 2025," katanya.
Dia mengatakan proyek ini diharapkan memberikan kontribusi 14,7 miliar ringgit ke Produk Domestik Bruto (PDB) negara. Jika sebelum ini pembangunan berskala besar kebanyakan hanya tertumpu di kawasan kota, dengan ini nantinya kawasan luar kota juga mampu menikmati kemakmuran.
"KRC juga akan menjadi pusat inovasi produk getah yang bisa membantu aktivitas hilir dan hulu untuk sektor ini," katanya.
Walaupun baru saja diresmikan KRC hingga kini telah berhasil menarik komitmen investasi sebanyak 4 miliar ringgit Malaysia yang bakal menciptakan hampir 7.000 peluang pekerjaan."Sebagai contoh, kerjasama strategis di antara Mitsui & Co (Malaysia) Sdn Bhd dengan Hong Seng Consolidated Berhad (Hong Seng) melibatkan investasi senilai kira-kira RM3 miliar untuk KRC," katanya.
Dia mengatakan kerjasama ini juga akan mengukuhkan rantaian bekal bahan mentah dalam pembuatan polimer NBL dengan kepakaran Mitsui dalam industri ini.