REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Azerbaijan membebaskan delapan tahanan Armenia dalam upaya memfasilitasi mediasi lanjutan dengan Prancis dan Uni Eropa mengenai konflik perbatasan antarkedua negara. Hal itu dikatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel.
"Pembebasan oleh Azerbaijan dan pemulangan 8 tahanan Armenia menjadi sinyal lain dari perkembangan positif menyusul pertemuan dengan @EmmanuelMacron, @azpresident dan @NikolPashinyan," tulis Charles Michel di Twitter.
"Uni Eropa mendukung stabilitas dan kemakmuran di kawasan," kata Michel, menambahkan.
Macron mengungkapkan bahwa Prancis telah mengirim pesawat untuk menjemput para tahanan tersebut.
"Terima kasih kepada para diplomat kami serta tentara kami yang mempersiapkan operasi ini," tulis Macron.
Oktober lalu, pasukan Azerbaijan mengusir pasukan etnis Armenia dari wilayah yang dikuasai Armenia sejak 1990-an di Nagorno-Karabakh dan sekitarnya, sebelum Rusia menengahi gencatan senjata. Pada November, Armenia, Azerbaijan, dan Rusia lantas mengumumkan bahwa mereka telah mencapai sebuah kesepakatan untuk mengakhiri konflik militer atas wilayah Nagorno-Karabakh setelah pertumpahan darah selama lebih dari sebulan.
Baca: Akses Masuk Dibatasi, WNA Harus Penuhi Syarat untuk Datang ke Indonesia
Baca: Anies Akui Sempat akan Hentikan PTM Selama 1 Bulan
Baca: Pemkab Tangerang Kembali Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh di Semua Sekolah