Senin 07 Feb 2022 21:30 WIB

Azerbaijan Bebaskan Tahanan Armenia Jelang Mediasi Lanjutan

Prancis dan Uni Eropa terlibat mediasi Azerbaijan dan Armenia

Red: Nur Aini
 Presiden Rusia Vladimir Putin, tengah, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, kiri, dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan berbicara kepada media setelah pembicaraan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin, 11 Januari 2021. Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin menjamu rekan-rekannya dari Armenia dan Azerbaijan, pertemuan pertama mereka sejak gencatan senjata yang ditengahi Rusia mengakhiri enam minggu perebutan Nagorno-Karabakh.
Foto: AP/Mikhail Klimentyev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin, tengah, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, kiri, dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan berbicara kepada media setelah pembicaraan di Kremlin di Moskow, Rusia, Senin, 11 Januari 2021. Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin menjamu rekan-rekannya dari Armenia dan Azerbaijan, pertemuan pertama mereka sejak gencatan senjata yang ditengahi Rusia mengakhiri enam minggu perebutan Nagorno-Karabakh.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Azerbaijan membebaskan delapan tahanan Armenia dalam upaya memfasilitasi mediasi lanjutan dengan Prancis dan Uni Eropa mengenai konflik perbatasan antarkedua negara. Hal itu dikatakan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel.

"Pembebasan oleh Azerbaijan dan pemulangan 8 tahanan Armenia menjadi sinyal lain dari perkembangan positif menyusul pertemuan dengan @EmmanuelMacron, @azpresident dan @NikolPashinyan," tulis Charles Michel di Twitter.

Baca Juga

"Uni Eropa mendukung stabilitas dan kemakmuran di kawasan," kata Michel, menambahkan.

Macron mengungkapkan bahwa Prancis telah mengirim pesawat untuk menjemput para tahanan tersebut.

"Terima kasih kepada para diplomat kami serta tentara kami yang mempersiapkan operasi ini," tulis Macron.

Oktober lalu, pasukan Azerbaijan mengusir pasukan etnis Armenia dari wilayah yang dikuasai Armenia sejak 1990-an di Nagorno-Karabakh dan sekitarnya, sebelum Rusia menengahi gencatan senjata. Pada November, Armenia, Azerbaijan, dan Rusia lantas mengumumkan bahwa mereka telah mencapai sebuah kesepakatan untuk mengakhiri konflik militer atas wilayah Nagorno-Karabakh setelah pertumpahan darah selama lebih dari sebulan.

Baca: Akses Masuk Dibatasi, WNA Harus Penuhi Syarat untuk Datang ke Indonesia

Baca: Anies Akui Sempat akan Hentikan PTM Selama 1 Bulan

Baca: Pemkab Tangerang Kembali Terapkan Pembelajaran Jarak Jauh di Semua Sekolah

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement