REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Senin (8/2/2022) mendesak Rusia untuk mengambil langkah-langkah mengurangi ketegangan dan memperingatkan Rusia akan menghadapi sanksi politik dan ekonomi yang berat jika menyerang Ukraina.
"Kami akan menanggapi dengan tindakan keras dan sangat spesifik terhadap agresi lebih lanjut oleh Rusia," kata Baerbock dalam sebuah pernyataan.
Dia membuat pernyataan menjelang pembicaraan resminya di ibu kota Ukraina, Kyiv, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia. Baerbock menegaskan kembali dukungan kuat Jerman terhadap kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina.
“Sebagai mitra Ukraina di UE, NATO, dan G7, kami dengan tegas mendukung integritas teritorial negara dan berdiri di samping rakyat,” ungkap dia.
Menlu Jerman berada di Kyiv untuk kunjungan keduanya dalam sebulan untuk menunjukkan solidaritas dengan Ukraina. Dia juga dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke wilayah konflik di Ukraina timur untuk mendapatkan kesan langsung dari situasi tersebut.
Jerman adalah salah satu negara donor terbesar ke Ukraina dan menyediakan hampir 1,83 miliar euro (2,09 miliar dolar AS) dalam bantuan pembangunan sejak 2014, menurut angka pemerintah. Namun, keengganan Jerman terhadap dukungan militer ke Ukraina tetap menjadi sumber gesekan dan telah banyak dikritik oleh politisi Ukraina.
Berlin sejauh ini menolak permintaan senjata dari Ukraina yang mengacu pada kebijakan ekspor senjata negara yang membatasi, dengan alasan ini dapat lebih meningkatkan ketegangan militer di wilayah tersebut.
Rusia baru-baru ini mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina, memicu kekhawatiran bahwa Kremlin dapat merencanakan serangan militer lain terhadap Ukraina. Moskow membantah sedang bersiap untuk menyerang dan mengatakan pasukannya ada di sana untuk melakukan latihan.
Kremlin juga mengeluarkan daftar tuntutan keamanan dari Barat, termasuk penghentian penempatan pasukan ke beberapa negara bekas Soviet, dan jaminan bahwa Ukraina dan Georgia tidak akan bergabung dengan NATO.
Bulan lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan sekutu siap untuk bertemu dengan Rusia untuk mengatasi masalah yang diangkat oleh Moskow, tetapi juga menggarisbawahi NATO "tidak akan berkompromi pada prinsip-prinsip dasar yang menjadi sandaran keamanan Euro-Atlantik."
Baca: Luhut: Pemerintah tak Mau Masyarakat Panik Ganggu Ekonomi
Baca: Usai Pindahkan PKL, Pemprov DIY akan Perbaiki Infrastruktur Malioboro
Baca: UGM Mulai PTM Terbatas, Pakai Sistem Bauran dengan Online