REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Hong Kong kekurangan pasokan sayuran karena dampak pandemi Covid-19. Para pembeli pada Selasa (8/2/2022) berebut sayuran yang jumlahnya semakin menipis akibat penurunan pengiriman produk segar dari China daratan.
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, pengiriman sayuran dari seberang perbatasan menurun akibat pengemudi truk yang positif Covid-19. Rak-rak penyimpanan sayuran di sebagian besar supermarket tampak kosong. Sementara, sebagian besar warga membanjiri pasar segar untuk membeli produk terbatas yang masih tersedia.
Di sebuah pasar di pusat kota pasar Wan Chai pada Selasa pagi, seorang anggota staf dari toko sayur Qiandama, membatasi jumlah pembeli. Sementara pembeli berupaya untuk mendobrak masuk ke dalam toko.
"Tidak ada lagi sayuran di dalam. Ini seperti medan perang," kata staf toko tersebut.
Beberapa kios sayur dan buah yang menjual produk China daratan tutup. Sementara yang lain menjual produk dengan harga dua kali lipat dari biasanya.
"Untuk saat ini opsi terbaik adalah mematuhi strategi nol dinamis yang digunakan oleh China daratan untuk menekan semua wabah virus corona," ujar Lam.
Baca juga : AS Ungkap Pencurian Mata Uang Kripto Terbesar yang Pernah Ada
Surat kabar resmi Partai Komunis China, People's Daily, telah mendorong Hong Kong untuk mengikuti pendekatan China dalam mengatasi virus corona. Kebijakan ketat Covid-19 di Hong Kong telah mengubah wilayah pusat keuangan itu menjadi salah satu kota besar paling terisolasi di dunia.
“Kita harus menahan penyebaran virus sebanyak dan secepat mungkin,” kata Lam.
Aturan pembatasan yang ketat berdampak pada perekonomian dan pariwisata. Penerbangan turun sekitar 90 persen. Sementara sekolah, taman bermain, gym, serta sebagian besar tempat lainnya masih ditutup.
Pemerintah membatasi operasional restoran hingga pukul 18.00 sore waktu setempat. Sementara sebagian besar karyawa, termasuk pegawai negeri bekerja dari rumah. Fasilitas karantina pemerintah telah mendekati jumlah maksimum, karena pihak berwenang berupaya untuk mengikuti skema pelacakan kontak l.
Para dokter mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengganggu kesehatan mental masyarakat. Terutama di kalangan keluarga berpenghasilan lebih rendah. Pandemi juga dapat membuat anak-anak tertekan, karena tidak bisa pergi ke sekolah.
Baca juga : Tentara Ukraina Muak Berperang