REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Indonesia berharap, start-up Korea Selatan (Korsel) mencari mitra usaha Indonesia yang cocok dan setara. Ini disampaikan Duta Besar RI untuk Republik Korea Gandi Sulistiyanto ke pusat start-up yang dikembangkan oleh Kookmin Bank/KB.
“Perkembangan ekonomi digital, baik di Indonesia maupun di Korea Selatan, sangatlah pesat, khususnya kemajuan start-up. Untuk itu, KBRI Seoul fokus untuk memfasilitasi akselerasi start-up Indonesia ke Korsel dan sebaliknya,” tegas Dubes Sulis dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (11/2/2022).
Ia menghimbau start-up Korsel untuk tidak memandang Indonesia hanya sebagai pasar. Start-up Korsel diharapkannya bersama-sama menciptakan kemajuan yang berdampak positif untuk masyarakat, termasuk penciptaan lapangan pekerjaan yang memberikan pendapatan lebih tinggi dan dukungan pada daerah pedesaan dengan infrastruktur yang kurang memadai.
Lima start-up Korsel yang menyampaikan paparan, yaitu My Things (smart farm), Soft Berry (mobility), Lucent Block (prop tech), Gomi Corporation (e-commerce), dan AI Zen (fin tech). Kelima start-up tersebut sangat antusias untuk menemukan mitra usaha di Indonesia guna kembangkan usaha. Sementara Plug and Play Indonesia, yang merupakan akselerator start-up berlokasi di Jakarta, hadir secara daring dan menyampaikan paparannya pula.
Mr Namhoon Cho, Chief Global Strategy Officer dari KB Financial Group, menyampaikan bahwa KB memandang penting Indonesia sebagai perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Maka, KB tertarik untuk mengembangkan sayap usahanya ke Indonesia.
Sejak 2021, KB tercatat telah mengakuisisi Bank Bukopin. Lewat KB Innovation Hub, KB turut mendukung terciptanya banyak talenta di bidang industri digital Korsel.
Jumlah investasi KB Innovation Hub kepada start-up Korsel berjumlah sebesar 1,06 milyar won. Hingga Desember 2021, terdapat 156 start-up yang dibina KB Innovation Hub dan bermitra dengan 222 mitra dari Korsel dan negara lain.