Sabtu 12 Feb 2022 03:29 WIB

Jurnalis UNHCR Diculik di Afghanistan

Awal bulan ini, 2 jurnalis Afghanistan ditahan beberapa hari sebelum dibebaskan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Seorang pejuang Taliban berdiri di jembatan yang menghadap ke pasar luar ruangan, di Kabul, Afghanistan, Senin, 7 Februari 2022. Dua jurnalis internasional yang ditugaskan untuk Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) telah ditahan di ibu kota Afghanistan, Kabul.
Foto: AP/Hussein Malla
Seorang pejuang Taliban berdiri di jembatan yang menghadap ke pasar luar ruangan, di Kabul, Afghanistan, Senin, 7 Februari 2022. Dua jurnalis internasional yang ditugaskan untuk Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) telah ditahan di ibu kota Afghanistan, Kabul.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Dua jurnalis internasional yang ditugaskan untuk Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) telah ditahan di ibu kota Afghanistan, Kabul. Taliban, selaku pihak yang kini memerintah di sana mengatakan sedang menyelidiki kasus tersebut.

“Dua jurnalis yang bertugas dengan UNHCR dan warga negara Afghanistan yang bekerja dengan mereka telah ditahan di Kabul. Kami melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan situasi, berkoordinasi dengan yang lain,” kata UNHCR lewat akun Twitter resminya, Jumat (11/2), dikutip laman Al Arabiya. 

Baca Juga

Salah satu jurnalis yang diculik adalah Andrew North, mantan koresponden BBC Inggris telah meliput Afghanistan selama sekitar dua dekade. "Andrew berada di Kabul bekerja untuk UNHCR, berusaha membantu rakyat Afghanistan," kata istrinya, Natalia Antelava, lewat akun Twitter-nya.

“Kami sangat prihatin dengan keselamatannya dan meminta siapa pun yang memiliki pengaruh untuk membantu mengamankan pembebasannya,” kata Antelava menambahkan.

Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pihak berwenang sedang menyelidiki masalah tersebut. “Kami telah menerima informasi tentang ini dan sedang mencoba mengkonfirmasi apakah mereka telah ditahan atau tidak,” ujar Mujahid.

Awal bulan ini, dua jurnalis Afghanistan ditahan selama beberapa hari sebelum dibebaskan. Kemudian empat pengunjuk rasa wanita dinyatakan hilang sejak bulan lalu. Mereka sempat berpartisipasi dalam demonstrasi anti-Taliban. Sejak merebut kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus tahun lalu, Taliban memberangus perbedaan pendapat. Mereka pun membubarkan paksa aksi protes oleh aktivis-aktivis perempuan. Terdapat pula insiden pemukulan terhadap beberapa wartawan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement