REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala Kontra-Terorisme PBB, Vladimir Voronkov memperingatkan, ada sekitar 6.000 hingga 10.000 gerilyawan ISIS yang masih aktif berperang di wilayah Suriah dan Irak. PBB meminta kepada negara-negara anggotanya untuk tetap waspada agar kelompok garis keras tersebut tidak berkembang lebih besar lagi.
“ISIS telah mempertahankan kemampuannya dalam melancarkan serangan pada tingkat yang stabil, termasuk operasi tabrak lari, penyergapan dan bom pinggir jalan di kedua negara,” kata Voronkov, seperti dilansir dari Alaraby, Sabtu (12/2).
Gerilyawan ISIS juga terus menyerang pasukan pemerintah dan warga sipil. Tujuannya untuk memicu kepanikan dan meningkatkan tekanan pada pihak berwenang.
Voronkov pun mencontohkan serangan ISIS terhadap sebuah penjara yang terjadi baru-baru ini di Hasakeh, Suriah. Bentrokan yang menewaskan ratusan orang dan memperburuk krisis kemanusiaan di daerah tersebut.
''Serangan ke penjara adalah peringatan menghancurkan. Serangan ini menyadarkan kita tentang kapasitas kelompok ekstremis dalam melakukan kekerasan brutal,'' kata Voronkov.
Meskipun pasukan pimpinan Kurdi mampu merebut kembali kendali penjara, kata Voronkov, namun ISIS mampu mengelompokkan kembali dan mengintensifkan kegiatannya setelah kekalahan besar.
"Operasi kontra-terorisme militer mungkin diperlukan, tetapi langkah-langkah komprehensif dengan fokus yang kuat pada pencegahan diperlukan untuk mengatasi dinamika yang memicu daya tarik terorisme," tambahnya.