REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Kementerian Luar Negeri mengatakan, sejumlah warga negara Inggris ditahan di Afghanistan. Pemerintah Inggris telah mengangkat masalah ini dengan otoritas Taliban di Afghanistan.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri itu, muncul sehari setelah Taliban membebaskan dua wartawan luar negeri yang telah ditahan. Termasuk seorang mantan koresponden BBC. Kementerian Luar Negeri tidak menyebutkan jumlah warga Inggris yang ditahan di Afghanistan.
"Kami memberikan dukungan kepada keluarga sejumlah warga Inggris yang telah ditahan di Afghanistan. Para pejabat Inggris telah meningkatkan upaya membebaskan penahanan mereka dengan Taliban di setiap kesempatan, termasuk ketika sebuah delegasi melakukan perjalanan ke Kabul," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris, dilansir Alarabiya, Ahad (13/2).
Awal pekan lalu, delegasi Inggris yang dipimpin oleh Kepala Misi Inggris untuk Afghanistan, Hugo Shorter, terbang ke Kabul untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri di bawah kepemimpinan Taliban, Amir Khan Muttaqi. Shorter membahas krisis kemanusiaan di Afghanistan, serta pelanggaran hak asasi manusia dengan pejabat Taliban.
Pada Jumat (11/2), laporan media Barat mengatakan setidaknya enam warga Inggris ditahan di Afghanistan, termasuk mantan koresponden BBC Andrew North, yang telah dibebaskan. Taliban membebaskan North dan jurnalis asing lainnya setelah keduanya ditahan saat bertugas untuk badan pengungsi PBB di Afghanistan. Juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, mereka ditahan karena tidak memiliki kartu identitas dan dokumen yang sah.
Warga negara Inggris lainnya yang ditahan adalah Peter Jouvenal. Dia telah ditahan sejak awal Desember. Jouvenal adalah seorang jurnalis yang menjadi pengusaha. Jouvenal juga memiliki kewarganegaraan Jerman dan menikah dengan seorang wanita Afghanistan. Dia mungkin ditahan karena kesalahan saat berada di Afghanistan, ketika membahas investasi di industri pertambangan negara itu.
"Dia ditahan tanpa dakwaan, dan tanpa kebebasan untuk menghubungi keluarga atau pengacaranya," kata laporan media Barat.
Jouvenal merupakan juru kamera CNN yang pernah melakukan wawancara dengan mendiang pendiri Alqaeda, Osama bin Laden pada 1997 di Afghanistan. Sebelum ditangkap, Jouvenal bekerja secara terbuka dan sering bertemu dengan pejabat senior Taliban.