REPUBLIKA.CO.ID, HONOLULU -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, risiko atas tindakan militer Rusia di Ukraina tinggi dan imanen. Alasan itu cukup, kata Blinken, untuk membenarkan penarikan staf Kedutaan AS di negara itu.
"Kami memerintahkan pemulangan sebagian besar warga Amerika di Kedutaan Besar AS di Kiev, risiko tindakan militer Rusia cukup tinggi dan ancamannya cukup imanen sehingga ini tindakan bijaksana untuk dilakukan," kata Blinken dalam konferensi pers di Honolulu, Ahad (13/2).
Departemen Luar Negeri AS memerintahkan sebagian besar staf kedutaan segera meninggalkan Ukraina karena ancaman invasi Rusia. Departemen menilai invasi semakin mungkin terjadi mengingat situasi menuju "semacam konflik aktif."
Pekan lalu Departemen Luar Negeri AS sudah meminta masyarakat AS di Ukraina segera meninggalkan negara itu. Beberapa hari terakhir peringatan AS kemungkinan Rusia menginvasi Ukraina setelah menumpuk 100 ribu pasukannya di sepanjang perbatasan semakin keras.
Moskow membantah berencana menggelar invasi ke negara tetangganya itu. Rusia menyebut peringatan AS sebagai "histeria" dan penumpukan pasukan merupakan respon atas kekhawatiran mengenai keamanannya sendiri pada agresi NATO.
Usai berbicara dengan rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan, Blinken kembali menegaskan solusi diplomasi masih mungkin dilakukan. Salah satu caranya mendesak Moskow menurunkan ketegangan.
"Jalur diplomasi masih terbuka, cara bagi Moskow menunjukkan mereka ingin mengejar jalur itu sederhana, mereka harus menurunkan ketegangan, bukan menambahnya," kata Blinken.