REPUBLIKA.CO.ID, MULTAN -- Massa yang marah melempari seorang pria paruh baya dengan batu hingga tewas. Polisi mengatakan, peristiwa itu terjadi karena dugaan menodai Alquran di sebuah desa terpencil di Pakistan timur, Ahad (13/2/2022).
Penjaga masjid setempat bernama Mian Mohammad Ramzan melihat pria itu membakar kitab suci umat Islam di dalam masjid pada Sabtu (12/2) malam. Juru bicara polisi Chaudhry Imran menyatakan, Ramzan memberi tahu orang lain sebelum memberi tahu polisi tentang kejadian itu. Kekerasan terjadi di sebuah desa di distrik Khanewal di provinsi Punjab.
Imran mengatakan polisi bergegas ke tempat kejadian, dengan seorang pria ditemukan dikelilingi oleh kerumunan yang marah. Petugas Polisi Mohammad Iqbal dan dua bawahannya mencoba untuk menahan pria itu tetapi Sekelompok orang mulai melempari mereka dengan batu, melukai Iqbal dan sedikit melukai dua petugas lainnya.
Kepala kantor polisi Tulamba Munawar Gujjar mengatakan bergegas menurunkan bala bantuan ke masjid. Namun, mereka telat sampai tempat kejadian karena massa telah melempari pria itu dengan batu sampai mati dan menggantung tubuhnya di pohon.
Gujjar mengatakan korban diidentifikasi sebagai Mushtaq Ahmed berusia 41 tahun dan berasal dari desa terdekat. "Pria bernasib buruk itu telah mengalami gangguan mental selama 15 tahun terakhir dan menurut keluarganya sering hilang dari rumah selama berhari-hari, mengemis dan makan apa pun yang dia temukan,” katanya menjelaskan jenazah sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Ramzan mengatakan dia melihat asap di dalam masjid yang bersebelahan dengan rumahnya dan bergegas untuk menyelidiki. Dia menemukan satu Alquran dibakar dan melihat seorang pria mencoba untuk membakar yang lain. Dia mengatakan orang-orang mulai berdatangan untuk salat magrib saat dia berteriak agar pria itu berhenti.
Saksi mata mengatakan tim polisi yang tiba di desa sebelum pelemparan batu mulai menahan seorang pria. Namun massa merebutnya dari mereka dan memukuli polisi ketika mereka mencoba menyelamatkannya.
Gujjar mengatakan penyelidik sedang memindai video yang tersedia untuk mencoba mengidentifikasi para penyerang. Dia mengatakan polisi sejauh ini telah menahan sekitar 36 pria yang tinggal di sekitar masjid tetapi sekitar 300 tersangka ikut ambil bagian.
Perdana Menteri Imran Khan mengungkapkan kesedihannya atas insiden tersebut. Dia mengatakan sedang menunggu laporan dari kepala menteri Punjab tentang penanganan polisi atas kasus tersebut. Dia mengatakan mereka gagal dalam tugasnya.
"Kami tidak menoleransi siapa pun yang mengambil tindakan hukum dan hukuman mati tanpa pengadilan akan ditangani dengan hukum yang berat," kata Khan melalui Twitter beberapa jam setelah kejadian.
Khan juga meminta kepala polisi Punjab untuk melaporkan tindakan yang diambil terhadap pelaku main hakim sendiri itu. Pembunuhan itu terjadi beberapa bulan setelah hukuman mati tanpa pengadilan terhadap seorang manajer Sri Lanka dari sebuah pabrik peralatan olahraga di Sialkot di provinsi Punjab pada 3 Desember yang dituduh oleh para pekerja melakukan penistaan.
Serangan massa terhadap orang-orang yang dituduh melakukan penistaan agama adalah hal biasa di itu. Kelompok hak asasi internasional dan nasional mengatakan tuduhan penistaan agama sering digunakan untuk mengintimidasi minoritas agama dan menyelesaikan masalah pribadi. Penistaan agama dapat dihukum mati di Pakistan.