REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Pemerintahan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sedang mempersiapkan paket dukungan militer dan ekonomi untuk Ukraina. Saat ini Ukraina tengah terlibat ketegangan dengan Rusia.
“Krisis di perbatasan Ukraina telah mencapai titik kritis. Semua informasi yang kami miliki menunjukkan, Rusia dapat merencanakan invasi ke Ukraina setiap saat,” kata seorang juru bicara pemerintah Inggris, Ahad (13/2/2022).
Dia mengungkapkan, Boris Johnson sedang bekerja dengan sekutunya dalam menyiapkan paket dukungan untuk Ukraina, Hal itu diharapkan dapat diumumkan dalam beberapa hari mendatang. “Masih ada peluang untuk deeskalasi dan diplomasi, dan perdana menteri akan terus bekerja tanpa lelah bersama sekutu kami untuk membuat Rusia mundur dari jurang,” ucapnya.
Sebelumnya, Inggris memasok senjata anti-tank ke Ukraina. Pasukan Inggris pun telah melatih tentara-tentara di negara tersebut. Namun Inggris telah memutuskan untuk menarik personel militernya dari negara bekas Uni Soviet itu akhir pekan ini.
Pada Ahad lalu, Ukraina mengumumkan bahwa mereka telah menerima bantuan militer berupa sistem rudal anti-pesawat Stinger dari Lithuania. “Terima kasih untuk pemerintah Lithuania, rakyat Lithuania, dan untuk teman baik (saya) Menteri Pertahanan Lithuania Arvydas Anusauskas untuk bantuannya,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov saat mengumumkan penerimaan bantuan sistem anti-rudal pesawat Stinger dari Lithuania lewat akun Twitter pribadinya.
Para pejabat militer Ukraina mengungkapkan, negara tersebut telah secara signifikan memperkuat angkatan bersenjatanya. Bantuan sekutu, berupa sistem anti-tank dari AS dan Inggris serta pesawat nirawak (drone) Turki, berkontribusi dalam melengkapi kesiapan tempur pasukan negara tersebut.
AS mengatakan, Rusia dapat melancarkan serangan ke Ukraina kapan saja. Kendati demikian, Rusia, yang dilaporkan telah mengerahkan lebih dari 100 ribu tentaranya ke perbatasan Ukraina, membantah mempunyai rencana atau intensi untuk menyerang tetangganya tersebut.