REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengkritik pemerintahan Presiden Joe Biden atas kebijakannya terhadap Korea Utara. Hal ini diungkapkan Trump dalam sebuah acara forum global di Korea Selatan, yang juga dihadiri mantan wakil presiden AS Mike Pence sebagai pembicara tamu.
Trump muncul dalam rekaman pesan video yang diputar Ahad (13/2/2022) di forum itu. Dalam rekaman video itu, Trump mengatakan, peningkatan uji coba rudal Korea Utara tidak akan terjadi jika dia tetap menjadi presiden. Dia juga mendesak Korea Utara tidak melakukan tindakan apa pun yang dapat membahayakan negara lain.
Beberapa mantan pemimpin dan pejabat tinggi berpartisipasi secara virtual atau secara langsung pada forum yang disponsori bersama oleh pemerintah Kamboja dan Federasi Perdamaian Universal pada akhir pekan lalu. Federasi tersebut merupakan sebuah organisasi yang terkait dengan Gereja Unifikasi yang berbasis di Korea Selatan. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon hadir sebagai pembicara dalam forum tersebut.
Korea Utara melanjutkan uji coba senjata jarak pendek yang mengancam Korea Selatan, ketika Trump menjabat pada 2019. Pada 2018, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un secara sepihak menangguhkan pengujian bahan peledak nuklir dan rudal balistik jarak antarbenua.
Selama masa kepresidenannya, Trump bertemu Kim tiga kali untuk membahas denuklirisasi. Namun pembicaraan tersebut tidak membuahkan hasil. Amerika Serikat menolak tuntutan Korea Utara mencabut sanksi dengan imbalan penyerahan sebagian kemampuan nuklirnya.
Pada 2020, Korea Utara mulai melakukan peningkatan aktivitas pengujian. Pada Januari 2020, Korea Utara melakukan tujuh kali peluncuran rudal. Para ahli mengatakan, Korea Utara dapat meningkatkan demonstrasi senjata setelah Olimpiade Musim Dingin di Beijing berakhir.
Pemerintahan Biden telah menawarkan pembicaraan secara terbuka. Tetapi Biden tidak menunjukkan kesediaan untuk mencabut sanksi.